Pelemahan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar AS yang mencapai Rp15.200 membuat para pedagang elektronik khususnya di Kawasan Glodok bangkrut dibanding harus bertahan berdagang.
Selain nilai dolar yang terus naik, sepinya pembeli di Kawasan Glodok turut mendorong para pedagang elektronik untuk memilih gulung tikar.
"Banyak yang bangkrut. Bukan karena naiknya harga Dollar saja mas. Memang sepi di Glodok ini nih. Enggak ada ramai-ramainya," kata salah seorang pedagang elektronik audio di Kawasan Glodok, Galuh (33).
"Pembeli juga pada paham karena harga dollar kan naik. Katanya sekarang sudah capai Rp.15.200. Ya efeknya memang barang-barang elektronik juga naik sekitaran 2-5 persenan ya," ucapnya
Galuh mengakui banyak pedagang elektronik lainnya memilih gulung tikar karena kalau tetap bertahan jualan hasilnya akan tetap sama, yakni tak laku dibeli pengunjung.
"Banyak pak (pedagang elektronil gulung tikar) ya. Karena seperti yang saya bilang rata-rata di sini pedagangnya tak tahan lagi lantaran harga dollar itu naik dan memang sepi pembeli. Saya pun juga sebenarnya semingguan ini tidak ada satupun pembeli mampir," ungkapnya.
Kondisi nilai mata uang dollar yang naik, juga dikeluhkan salah seorang pedagang elektronik lainnya, Ian (40) yang berjualan televisi layar datar dan berbagai merk radio.
"Pastinya ikut naik juga barang elektronik. Buat saya sangat berefek pak. Keuntungannya tidak ada, jika dimurahkan atau didiskonkan barang-barang elektronik saya. Itu sudah hal lumrah di sini. Makanya dikeluhkan masalah harga dollar naik. Belum lagi memang glodok ini sepi sekali pengunjung. Sebulan begini, bangkrut sayanya pak," jelasnya.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR