Cepat atau lambat, seluruh kota dan daerah di Indonesia akan segera mengadopsi solusi smart city untuk mempercepat akselerasi pertumbuhan ekonomi di daerahnya dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sayangnya, mewujudkan smart city di Indonesia tidak semudah membalikan telapak tangan karena banyak tantangan di setiap daerah di Indonesia. Apalagi, kondisi geografis Indonesia yang sangat luas.
Meskipun demikian, inisiatif dan komitmen pemerintah melalui kementerian komunikasi dan informatika (kemkominfo) yang menggelar program 100 smart city di Indonesia patut mendapatkan penghargaan dan apreasiasi.
Direktur School of Business and Management Hary Febriansyah mengatakan negara Indonesia memiliki keberagaman yang sangat besar dari Sabang sampai Merauke. Tentunya, keberagaman dan posisi geografis setiap daerah memiliki tantangan smart city yang berbeda-beda.
"Di Jawa hampir tidak ada masalah terkait anggaran dan infrastruktur tetapi masalahnya kepada regulasi dan ego sektoral. Sedangkan, di daerah yang lebih ke barat dan timur, permasalahannya jauh lebih kompleks seperti anggaran, regulasi, geografis, SDM dan infrastruktur," katanya yang juga menjabat sebagai pembimbing teknis (Bimtek) Smart City di Muara Enim, Sumatera Selatan.
"Jadi, jika berbicara smart city setiap daerah memiliki tantangan dan kebutuhan yang berbeda-beda. Di Jawa, kecepatan Internetnya sudah sangat cepat. Sedangkan, di Mimika, Papua, masyarakat disana masih butuh akses infrastruktur," ucapnya.
Salah satu kunci kesuksesan berjalannya smart city di Indonesia terletak kepada komitmen dan faktor kepemimpinan kepala daerah itu sendiri. Kepala daerah harus memiliki visi yang revolusioner karena saat ini terobosan teknologi berjalan revolusioner.
"Setiap kepala daerah pasti punya visi tetapi tidak semua yang revolusioner. Visi revolusioner itu memiliki kemampuan yang dapat mengubah perilaku masyarakat menjadi lebih baik dan pintar dalam hal teknologi," pungkasnya.
Hanya 100 Kota Smart City
Saat ini pemerintah baru mencanangkan 100 kota/daerah smart city di Indonesia. Padahal, jumlah kota dan daerah di Indonesia ada 400 lebih. Hary mengatakan kemenkominfo telah melakukan assestment atau penilaian untuk menyeleksi kota atau daerah di Indonesia yang layak mengikuti program Smart City.
"Kami undang semua kota dan daerah untuk melakukan assestment smart city terlebih dahulu karena tidak semua kota atau daerah di Indonesia siap menjalankan program smart city, mungkin karena kondisi daerah yang sedang fokus pilkada," ujarnya.
Meskipun hanya 100 kota yang akan ikut serta program smart city, itu akan memacu daerah-daerah lainnya yang belum bergabung untuk segera mempersiapkan diri kota atau daerahnya untuk bisa mengikuti program smart city.
"Masa yang lain bisa, saya tidak bisa. Meskipun hanya 100 kota atau daerah, ini adalah awal yang bagus dan akan memacu kota atau daerah lainnya yang belum bergabung untuk segera menyiapkan diri," pungkasnya.
"Selain itu, semangat smart city akan menular kepada daerah atau kota lainnya yang belum bergabung smart city," ucapnya.
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR