Lembaga riset International Data Corporation (IDC) mengungkapkan co-working space adalah konsep tempat kerja yang ideal karena dapat membuat karyawan lintas generasi yang bekerja di dalamnya betah.
Hal itu terungkap dari survei IDC dan Lenovo yang bertajuk 'Powering Intelligent Transformation'.
Pekerja juga disebut akan lebih banyak memanfaatkan aplikasi, bukan lagi terbatas pada sekat-sekat di kantor.
"Di tahun 2021, permintaan pekerja terbaik akan membuat 65 persen perusahaan besar dunia akan menawarkan pilihan untuk co-working space atau bekerja secara remote," kata Sudev Bangah (Managing Director IDC ASEAN).
Riset itu melibatkan 1.097 perusahaan di Asia Pasifik dan dengan mewawancarai 384 perusahaan dari delapan sektor besar di Indonesia. IDC mencatat 48,4 persen dari separuh populasi pekerja di Indonesia adalah milenial.
Menurut IDC, Generasi milenial merupakan tipe pekerja yang ingin berkarya di mana dan kapan saja.
Jadi generasi milenial ini menginginkan bekerja di tempat yang bisa memaksimalkan untuk berinteraksi satu sama lain dan memiliki budaya inovatif.
Kunci dari keterhubungan antara milenial dan tempat kerjanya adalah teknologi seperti AI atau VR.
Pada 2024, teknologi AI dapat mengerjakan tugas yang berulang-ulang dan 20 persen tenaga kerja akan bekerja bersama.
"AI akan berdampak pada struktur biaya perusahaan dan kebiasaan konsumen untuk model bisnis, produk dan layanan," jelas Sudev.
Sudev mengatakan sebanyak 51 persen perusahaan di Indonesia sepakat bahwa AI akan menjadi teknologi yang sangat penting dalam 2-3 tahun ke depan.
Kemudian, teknologi augmented reality akan membantu pekerja berinteraksi dengan lebih mudah satu dengan lainnya. Teknologi itu bisa digunakan untuk pelatihan demi meningkatkan pengalaman pelanggan.
Untuk suasana kantor, 57 persen perusahaan di Indonesia mulai menggeser tempat kerja menjadi lebih kolaboratif dan kohesif.
Dibandingkan negara di Asia Pasifik lain, bisnis co-working space di Indonesia saat ini terhitung paling subur.
Ketersediaan co-working space di Indonesia sudah mencapai 36 persen, dibanding 31 persen di Jepang, 30 persen di Hong Kong, 17 persen di Singapura dan 8 persen di Korea Selatan.