Saat ini pemerintah sedang fokus menggenjot inklusi keuangan di Indonesia, menyusul perkembangan teknologi yang signifikan.
Direktur bidang Keuangan Berkelanjutan OJK Edi Setiawan mengatakan inovasi teknologi mampu mendorong kecepatan inklusi keuangan di Indonesia.
"Inklusi keuangan sangat penting untuk meningkat kesejahteraan masyarakat," katanya dalam ajang Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada ajang Disrupto 2018.
OJK mengatakan inklusi keuangan membutuhkan dukungan dari berbagai pihak untuk mencakup seluruh masyarakat di Indonesia. Tokopedia pun telah menggandeng OVO untuk mempercepat layanan keuangannya.
Edi mengatakan Fintech adalah faktor terpenting untuk meningkatkan inklusi finansial karena memiliki keleluasaan dalam menciptakan beberapa produk dalam waktu relatif cepat.
"Bentuk dukungan OJK terhadap startup di industri finansial, termasuk fintech, sudah kami wujudkan melalui peraturan OJK nomor 77 dan peraturan nomor 13.
Edi mengatakan fintech tidak hanya menghadirkan peluang, juga risiko, sehingga sebagai regulator, OJK memegang peranan penting dalam menyeimbangkan peluang dan risiko tersebut melalui regulasi.
"Risiko fintech sangat besar dan berbahaya karena tingkat literasi finansial masyarakat Indonesia yang tergolong rendah," pungkasnya.
Kolaborasi dan diskusi antara pemerintah dan startup pada industri finansial harus terjadi. Tidak hanya dengan pemerintah, Edi juga menyebut kerja sama antara industri fintech dan institusi finansial tradisional juga perlu terjadi demi mencapai target inklusi finansial tersebut.
Permudah Regulasi
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara akan mempermudah regulasi pendirian startup untuk mendukung "Gerakan 1.000 Startup" yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo.
Rudiantara akan memberikan paparan mengenai kerangka kerja strategis dan peraturan perundangan yang sedang diolah oleh pemerintah Indonesia untuk memicu pertumbuhan sektor ekonomi digital yang lebih tinggi.