Find Us On Social Media :

Bukan Kelas Murah, Pasar Ponsel Kelas ini Paling Seksi di Indonesia

By Adam Rizal, Sabtu, 24 November 2018 | 18:00 WIB

Pocophone F1

Pertumbuhan industri ponsel pintar di Indonesia terus menggeliat dan banyak varian ponsel pintar yang beredar di Indonesia.

Peta persaingan pasar ponsel pintar di Indonesia pun cukup menarik karena pasar ponsel murah atau entry level tidaklah lagi menarik pelanggan.

Ternyata, pasar segmen kelas menengah menjadi yang paling laris atau 'gemuk' di Indonesia, menyusul banyak ponsel-ponsel pintar baru yang masuk ke segmen tersebut

Apalagi, ada sejumlah vendor smartphone yang memutuskan masuk ke ranah terebut seperti Honor yang merupakan sub-brand dari Huawei, kemudian Realme dari Oppo, dan Pocophone dari Xiaomi.

Salah satu distributor produk smartphone terbesar di Indonesia, Erajaya Group mengungkapkan pasar ponsel pintar kelas menengah memang menjadi pasar ponsel pintar yang paling laris karena faktor daya beli masyarakat yang meningkat untuk membeli smartphone dengan spesifikasi dan fitur lebih baik untuk kebutuhan hiburan, produktivitas, serta pengalaman yang lebih baik.

"Di Indonesia itu, istilahnya pasar paling gemuk itu di segmen Rp 2,5 juta sampai Rp 4,5 juta atau Rp 5 juta. Itu paling gemuk. Pasar yang paling jadi rebutan," kata Djatmiko Wardoyo (Director Marketing dan Komunikasi Erajaya Group).

Djatmiko tidak memberikan data terbaru terkait kontribusi segmen menengah kepada pertumbuhan penjualan ponsel pintar di Indonesia.

"Perbandingannya liat semua principle. Kalau meluncurkan produk dalam satu tahun paling banyak di segmen harga berapa. Mereka pasti akan banyaknya masuk di segmen ini karena memang banyaknya (konsumen) di sana. Bukan berarti yang premium enggak ada yang beli, ya. Tapi yang paling menjanjikan itu yang segmen ini tadi,” ujarnya.

Sebelumnya, produsen smartphone Samsung mengklaim merajai pasar smartphone segmen menengah dengan pangsa pasar sebesar 80 persen.

Kelas Menengah

Menurut data lembaga riset IDC, smartphone kelas menengah merupakan produk yang dibanderol pada rentang harga 200 sampai 400 dolar AS, atau sekitar Rp 2,5 juta hingga Rp 5,5 juta.

Pada kuartal dua 2017, IDC mencatat smartphone kelas menengah menyumbang 28 persen dari total pengiriman smartphone ke Indonesia sebesar 7,9 juta unit pada kuartal tersebut.