Meskipun tidak sebesar ponsel pintar, pasar laptop masih menarik dan patut diperhitungkan di Indonesia. Saat ini Asus sukses merajai pasar laptop di Indonesia dan menyingkirkan beberapa brand komputer ternama.
Lembaga riset pasar GfK mengungkapkan Asus merajai pangsa pasar laptop consumer di Indonesia dengan persentase 42,6 persen pada September 2018, meningkat jika dibandingkan akhir kuartal sebelumnya yang hanya 38,8 persen.
PC PM Lead Asus Indonesia, Frank Wang, mengatakan kesuksesan itu karena Asus terus mengembangkan teknologi terbaru pada laptopnya, baik dari segi teknologi spesifikasi, maupun desain sesuai dengan kebutuhan pengguna.
"Kami selalu mengutamakan kemajuan teknologi terkini, baik spesifikasi yang canggih, desain yang menawan untuk memenuhi kebutuhan pengguna laptop Asus agar lebih nyaman," ujar Wang.
Wang menggambarkan pengaplikasian teknologi NanoEdge dan ErgoLift yang ada pada VivoBook S.
Teknologi NanoEdge membuat desain laptop tersebut memiliki tiga sisi bezel yang lebih luas dan sempit di sepanjang bagian atas dan sisi layar.
Desain tersebut membuat VivoBook S430 memiliki rasio screen-to-body mencapai 84 persen. Tidak hanya itu Asus juga menerapkan desain engsel laptop menggunakan teknologi ErgoLift yang menawarkan pengalaman mengetik yang lebih nyaman.
Engsel ErgoLift secara otomatis memiringkan keyboard sebesar 3,5 derajat dan menciptakan kembali kondisi seperti mengetik di komputer desktop.
Selain itu, ErgoLift juga menyediakan ruang ventilasi tambahan yang memungkinkan lebih banyak aliran udara di sekitar bagian bawah bodi untuk pendinginan yang lebih baik.
Kuat di Segmen Lain
Walau begitu, Asus tidak hanya kuat di segmen pasar laptop konsumer saja tapi juga di segmen laptop lainnya, sepeti laptop tipis dan gaming.
Asus mencatat rekor baru di industri laptop ultra tipis atau ultra-thin. Berdasarkan catatan GfK sampai September 2018, eksistensi Asus di pasar laptop tipis mencapai 22,5 persen. Terjadi peningkatan 359 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.
Beralih ke pasar laptop gaming berbasis Nvidia GTX, pada kuartal kedua tahun ini Asus mengalami peningkatan marketshare sebesar 13,1 persen.
Lebih spesifik, marketshare Asus untuk laptop gaming berbasis Nvidia GeForce GTX 1050 mencapai 48,4 persen.
Kemudian di segmen GeForce GTC1050Ti dan GeForce GTX1060 masing-masing mencapai 73,7 dan 72 persen.
Saat ini Asus memiliki lebih dari 16 ribu karyawan di seluruh dunia, di mana 5 ribu di antaranya adalah tenaga ahli di tim research and development (R&D).
Pada 2017, Asus juga berhasil membukukan pendapatan sebesar 13 miliar dolar AS atau sekitar Rp 189,5 triliun.