Find Us On Social Media :

Pertama Kali Digelar, Mahasiswa ITB Jadi Juara Huawei ICT Competition

By Rafki Fachrizal, Selasa, 18 Desember 2018 | 18:20 WIB

Huawei ICT Competition 2018

Mahasiswa asal Institut Teknologi Bandung menjadi juara Huawei ICT Competition yang pertama kali digelar di Indonesia.

Ketiga mahasiswa yang tergabung dalam tim ITB-A tersebut mengungguli pesaing terdekatnya dari Universitas Telkom dan Universitas Multimedia Nusantara yang menempati peringkat kedua dan ketiga.

Ketiga mahasiswa ITB tersebut adalah Samuel Christian Coe, Bagas Purwa Sentika, dan Michal G. N. Sihombing.

Sebagai pemenang nasional, mereka akan melaju ke kompetisi tingkat regional untuk menghadapi tim unggulan dari Malaysia, Singapura, Filipina dan Australia guna memperebutkan tiket menuju Huawei ICT Competition tingkat global yang akan digelar di China pada Mei 2019.

Sebelumnya, mereka telah melewati berbagai tahapan kompetisi, mulai dari pembekalan materi, sertifikasi Huawei Certified Network Academy (HCNA), hingga bersaing di babak final nasional yang diikuti oleh 64 mahasiswa di Jakarta, Senin (17/12/2018).

Dalam acara penganugerahan yang digelar hari ini (18/12/2018) di Jakarta, Hudson Liu selaku CEO Huawei Indonesia memberikan selamat kepada ITB A Team dan semua tim yang berhasil lolos ke final.

“Melalui Kompetisi TIK ini, kami memunculkan semangat Connecting, Glory and Future karena kompetisi ini menghubungkan siswa dari seluruh negara di dunia, menghubungkan mereka dengan pengetahuan baru. Kami berharap para peserta akan mengasah keterampilan mereka, memperkuat kompetensi mereka, dan menambah pengetahuan untuk menjadi bagian dari upaya membangun Indonesia yang lebih terhubung,” ungkap Liu.

Mendapat Dukungan dari Pemerintah 

Dalam acara tersebut, Rudiantara selaku Menteri Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia, mengatakan bahwa SDM di bidang TIK yang berkompetensi tinggi dan memenuhi standar industri global memiliki peran vital dalam turut menentukan daya saing bangsa di era digital.

"Tekad Indonesia menjadi sepuluh besar negara terkuat dunia di era ini yang dibarengi dengan komitmen mengatasi tantangan persaingan pasar terbuka menuntut konsistensi dukungan sinergis sektor pendidikan dan industri dalam menyiapkan SDM berkualitas dan kompeten,” ujar Rudiantara.

Rudiantara juga mengapresiasi Kompetisi TIK yang diselenggarakan oleh Huawei ini. Kompetisi TIK ini ia yakini sebagai sinergi strategis Huawei dan dunia pendidikan yang mampu berkontribusi dalam turut meningkatkan kompetensi Indonesia di percaturan 4.0 global dan mewujudkan kehidupan masyarakat yang lebih baik serta berbasis digital.

"Kami berharap Kompetisi TIK Huawei menjadi inspirasi atas terselenggaranya program pemberdayaan generasi digital Indonesia serupa yang diselenggarakan oleh pelaku industri lainnya," pungkas Rudiantara.

selain itu, dukungan lain juga diberikan oleh Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Kementrian Ristekdikti Republik Indonesia, Dr. Muhammad Dimyati.

"Kami mengapresiasi inisiatif Huawei yang mewujudkan sinergi antara industri dan universitas lewat program SmartGen 2018. Melalui transfer pengetahuan dan informasi yang terselenggara dalam sinergi ini, dunia pendidikan menjadi memahami standar kebutuhan industri dan pemahaman tersebut sangat berguna bagi kampus dalam menyiapkan pendidikan yang tepat guna," kata Muhammad.

"Sinergi seperti ini membangun optimisme kami akan lahirnya makin banyak SDM-SDM Indonesia berkompetensi tinggi di bidang TIK, produktif, dan kontributif terhadap daya saing Indonesia,” tambah Muhammad.