Find Us On Social Media :

Layanan Keuangan Sebabkan Jumlah Telepon "Spam" Melonjak di Indonesia

By Adam Rizal, Sabtu, 22 Desember 2018 | 14:00 WIB

Ilustrasi telepon Spam

Indonesia menjadi negara dengan tingkat panggilan telepon spam tertinggi di Asia Tenggara.

Hal itu diugkap perusahaan aplikasi pengidentifikasi nomor telepon, Trucaller dalam laporan tahunan berjudul "Truecaller Insight Special Report 2018".

Dalam laporannya, ada 20 negara yang terdampak spam sepanjang tahun 2018. Trucaller menyebut 15 persen dari semua panggilan yang diterima pengguna aplikasi Trucaller Indonesia adalah spam.

Rata-rata, 9,9 panggilan per bulan di Indonesia adalah spam, lebih tinggi dari Malaysia yang rata-ratanya 6 panggilan per bulan. Pertumbuhan telepon spam di Indonesia juga drastis, yakni sebesar 161 persen sejak awal 2018.

Secara global, Indonesia menempati urutan ke-16 sebagai negara terdampak spam paling tinggi. Sektor layanan keuangan menjadi yang paling banyak "meneror" dengan panggilan spam di Indonesia.

Sebesar 41 persen panggilan spam berasal dari layanan keuangan, disusul operator dan asuransi dengan porsi keduanya sama-sama 20 persen.

Trucaller menyebut 81 persen panggilan yang diterima dari sektor layanan keuangan dan operator mencakup penawaran yang sangat mengganggu pengguna.

Sementara itu, panggilan terkait penipuan dan gangguan masing-masing berkontribusi 10 persen dan 9 persen secara berurutan. Tahun ini, Truecaller telah memblokir dan mengidentifikasi 19 juta panggilan spam di Indonesia.

Sementara dalam skala global, totoal ada 17,7 miliar panggilan spam yang telah diblokir dan diidentifikasi, naik dari tahun lalu sebesar 5,5 miliar spam.

Meningkat di skala global Secara global, perusahaan yang berbasis di Stockholm itu mengatakan bahwa panggilan spam meningkat 300 persen secara year-on-year tahun ini.

Dalam penelitiannya, Trucaller menggunakan data teragregasi dari panggilan masuk yang ditandai pengguna sebagai spam termasuk panggilan yang ditandai oleh sistem.

Brasil menempati urutan pertama sebagai negara paling terdampak spam di dunia, mengalahkan India yang kini berada di urutan nomor dua.