Pangsa pasar feature phone atau ponsel fitur ternyata masih cukup besar. Lembaga riset Counterpoint mencatat adanya peningkatan dalam empat kuartal berturut-turut.
Ponsel fitur menyumbang 23 persen dari total pengapalan handset pada kuartal III tahun 2018.
Peningkatan pasar ponsel fitur justru berbanding terbalik dengan pasar smartphone yang secara global mengalami penurunan.
HMD Global yang memegang lisensi resmi Nokia menjadi pemimpin pasar di segmen ini, bersama iTel, sebuah vendor yang didirikan di Hong Kong. Keduanya berbagi "kue" sama besar, yakni 14 persen.
Disusul vendor asal India, Jio dengan market share 11 persen dan Samsung dengan pangsa pasar 8 persen.
Negara berkembang menjadi target pasar "empuk" bagi ponsel fitur dibanding negara maju seperti Eropa dan Amerika Utara.
Pada kuartal III-2018, negara-negara berkembang seperti negara Timur Tengah dan Afrika serta India, sama-sama memiliki pangsa pasar yang besar yakni 36 persen untuk ponsel fitur.
Diikuti sebagian lain wilayah Asia sebesar 18 persen. Pangsa pasar ponsel fitur di Eropa dan Amerika Utara hanya tersisa sangat kecil, masing-masing di bawah 10 persen seperti dirangkum GSM Arena.
Ada dua hal utama yang menjadi alasan kepopuleran ponsel fitur. Pangsa pasar ponsel fitur kuartal-III 2017 dan kuartal-IV 2018. Pertama adalah usia baterai dan kedua adalah basis pengguna.
Di wilayah Afrika misalnya, di mana pasokan listrik masih belum merata dan terbatas, menggunakan ponsel fitur dirasa paling mudah karena tidak perlu bolak-balik isi daya baterai.
Ponsel fitur juga menjadi "cadangan" smartphone jika saja ponsel pintar kehabisan daya atau sedang eror. Ponsel fitur tentu bukan pilihan utama bagi konsumen penggila teknologi.
Namun ponsel ini bisa menjembatani dari ponsel konvensinal ke smartphone. Itu mengapa, beberapa ponsel fitur saat ini terkoneksi dengan jaringan 4G dan terinstal beberapa aplikasi seperti Facebook dan WhatsApp.
Khusus untuk HMD Global yang meluncurkan produk Nokia, kembali ke pasar ponsel fitur cukup membantu pangsa pasar global perusahaan ini.
Nokia 3310 pada 2017 yang menggabungkan nostalgia dan kualitas yang semakin modern, membuat HMD Global naik ke posisi kedua pangsa pasar global untuk feature phone setelah iTel pada kuartal-III tahun 2017.
Counterpoint memprediksi bahwa ponsel fitur masih akan relevan, setidaknya dalam jangka waktu lima tahun mendatang.
Target konsumennya adalah mereka yang berpenghasilan rendah dan baru menjajal pengalaman layanan mobile dengan kemampuan dasar.