Find Us On Social Media :

Kantongi Izin, Google Siap Kembangkan Sensor Tangan Berbasis Radar

By Rafki Fachrizal, Rabu, 2 Januari 2019 | 15:59 WIB

Ilustrasi "Project Soli" milik Google

Alphabet Inc, perusahaan induk dari Google ini telah berhasil memenangkan persetujuan dari pemerintah AS untuk menggunakan perangkat pengindra gerak berbasis radar yang dikenal sebagai Project Soli.

Dikutip dari Reuters, Federal Communications Commission (FCC) telah memberikan izin kepada Google untuk mengoperasikan sensor Soli pada tingkat daya yang lebih tinggi daripada yang telah diizinkan saat ini. Selain itu, FCC juga mengatakan bahwa sensor tersebut dapat dioperasikan di atas pesawat sekalipun.

Lebih lanjut, Pihak FCC mengatakan bahwa keputusan ini bertujuan melayani kepentingan publik dengan menyediakan fitur kontrol perangkat inovatif menggunakan teknologi gerak tangan tanpa sentuhan.

“Sensor Soli menangkap gerakan dalam ruang tiga dimensi dengan menggunakan sinar radar sehingga memungkinkan kontrol tanpa sentuh dari sebuah fungsi atau fitur. Dengan begitu, diharapkan ini dapat membantu pengguna dengan mobilitas tinggi atau bahkan orang-orang yang memiliki gangguan bicara,” kata pihak FCC.

Baca Juga : Google Hentikan Proyek Mesin Pencari

Terkait dengan sensor ini, pihak dari Google sendiri pun belum memberikan keterangan lebih lanjut sejak kabar ini beredar. Yang jelas, sebelumnya Google telah mengatakan bahwa sensor dapat memungkinkan pengguna untuk menekan tombol yang tak terlihat.

Sebagai perumpamaan, misalnya sebuah tombol yang terletak di antara ibu jari dan jari telunjuk atau pemutar musik virtual yang mampu berputar dengan cukup hanya menggosok ibu jari ke jari telunjuk saja.

“Meskipun kontrol ini virtual, interaksi dengan fisik akan terasa responsif ketika umpan balik dihasilkan oleh sensasi haptik dari sentuhan jari,” kata pihak Google.

Google juga mengatakan, bahwa alat virtual ini dapat mendekati ketepatan gerakan tangan manusia alami dan sensor dapat tertanam di berbagai perangkat seperti ponsel, komputer dan kendaraan.

Pada bulan Maret lalu, Google meminta FCC untuk mengizinkan radar pengindera gerak interaktif jarak pendeknya beroperasi pada pita frekuensi 57 hingga 64-GHz pada tingkat daya yang konsisten dengan standar dari Institut Standar Telekomunikasi Eropa.

Namun, Facebook mengemukakan akan kekhawatirannya dengan FCC bahwa sensor Soli yang beroperasi di pita spektrum pada tingkat daya yang lebih tinggi akan memiliki kemungkinan masalah jika berdampingan dengan teknologi lain.

Setelah berdiskusi pada September lalu, akhirnya Google dan Facebook setuju  bahwa kedua perusahaan sepakat jika sensor dapat beroperasi pada level daya yang lebih tinggi dari yang diizinkan sebelumnya tanpa mengalami gangguan. Akan tetapi, harus beroperasi pada level yang lebih rendah dari yang sebelumnya telah diusulkan oleh Google.

Baca Juga : Ditekan Trump, Google Bangun Kantor Baru untuk Rekrut Banyak Pegawai

Sedikit informasi, perangkat yang menggunakan sensor Soli juga sebenarnya dapat dioperasikan di pesawat terbang. Namun, dalam penggunaannya harus tetap mematuhi aturan Administrasi Penerbangan Federal yang mengatur perangkat elektronik portabel. Hal ini berguna untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terjadi selama penerbangan pesawat berlangsung.