Apple tak pernah unjuk gigi di ajang Consumer Electronic Show (CES) yang setiap tahun digelar di Las Vegas, Amerika Serikat.
Apple lebih memilih membuat acara sendiri untuk mengumumkan produk-produknya. Namun, ada yang berbeda tahun ini.
Meski absen dari CES 2019, Apple memajang billboard raksasa di salah satu sisi hotel SpringHill Suites by Mariott yang tepat menghadap arena pameran tersebut di Las Vegas Convention Center.
Sang iklan billboard sederhana dengan tema monokrom berisi pesan nyinyir yang menohok langsung isu rentannya kemanan data di dunia teknologi belakangan ini.
"What happens on your iPhone, stays on your iPhone” (Apa yang terjadi di iPhone Anda, tetap berada di iPhone Anda)," begitu bunyinya seperti dikutip Engadget.
Kalimat tadi merupakan plesetan dari slogan populer tentang kota Las Vegas, yakni "What happens in Vegas, stays in Vegas". Artinya, lebih kurang, skandal apapun yang terjadi di kota tersebut tabu untuk dibicarakan apalagi disebarluaskan.
Maklum, Las Vegas dikenal sebagai tempat penuh hiburan malam. Julukannya saja "Sin City" alias kota penuh dosa. Kembali ke iklan Apple, prinsip mendewakan privasi pengguna sejatinya bukan hal baru buat perusahaan tersebut.
Pabrikan Cupertino tersebut memiliki bisnis utama berupa penjualan hardware dan software, bukan dari informasi personal pengguna yang ditawarkan ke pengiklan seperti yang dilakukan oleh, misalnya, Facebook dan Google.
Informasi pengguna yang dijadikan barang dagangan ini rawan bocor ke pihak lain, seperti yang berkali-kali terjadi pada Facebook tahun lalu.
Lewat iklan di CES 2019, Apple seakan ingin menekankan bahwa data pengguna iPhone tidak akan diintip orang lain, sekalipun pihak berwenang atau Apple sendiri.
Kengototan Apple menjaga data pengguna ini sempat menjadi masalah tiga tahun lalu, saat Apple menolak permintaan Biro Penyelidikan Federal AS (FBI) untuk membuka blokir iPhone milik tersangka teroris di San Bernardino.
Selama 2018, isu soal privasi semakin banyak diperbicangkan. Hal ini tak lepas dari insiden kebocoran data Facebook, serta pengawasan terhadap Google terkait data personal pengguna.