Find Us On Social Media :

Google Hapus 85 Aplikasi yang Infeksi 9 Juta Perangkat Android

By Adam Rizal, Minggu, 13 Januari 2019 | 12:00 WIB

Ilustrasi Android Malware

Cara kerja Adware Iklan akan muncul di luar kontrol pengguna, bisa muncul di setiap kali mengoperasikan ponsel, mengetuk, atau mengklik tombol aplikasi.

"Saat menutup iklan pertama, akan muncul tombol aksi seperti "mulai", "buka aplikasi", atau "berikutnya", serta iklan banner akan muncul di layar. Jika mengetuk tombol aksi, maka akan muncul iklan layar penuh lainnya," jelas Trend Micro.

Setelah pengguna keluar dari iklan layar penuh tadi, maka akan muncul lebih banyak tombol yang memberikan opsi aplikasi serupa.

Tak hanya menyodorkan opsi aplikasi lain, iklan tombol tersebut juga mendorong pengguna untuk memberikan rating bintang lima di Gogole Play.

"Jika pengguna mengklik tombol-tombol itu, maka pop-up iklan layar penuh akan muncul lagi," tulis Trend Micro dalam blognya.

Bahkan setelah beberapa saat iklan menghilang dari layar pengguna, sebenarnya iklan tersebut hanya menyembunyikan ikon di perangkat dan tetap berjalan di background.

Kemudian, aplikasi adware yang bersembunyi tadi akan muncul lagi secara layar penuh setiap 15 atau 30 menit.

Pengguna yang kadung memasang aplikasi terinfeksi adware ini juga bisa menghapusnya secara manual dengan mencopot pemasangan aplikasi, namun untuk melakukannya cukup sulit bagi perangkat yang telah terinfeksi.

"Aplikasi palsu bisa dihapus secara manual dengan fitur "uninstal", tapi akan sulit menggunakan fitur tersebut ketika iklan muncul setiap 15 hingga 30 menit tiap kali pengguna membuka kunci layar," papar Tren Micro.

Adware yang tertanam di aplikasi palsu semakin agresif akhir-akhir ini. Meski Google telah memperketat pengecekan malware untuk aplikasi baru, tapi adware selalu menemukan caranya sendiri untuk menginfeksi perangkat pengguna.

Penguna masih bisa memanfaatkan aplikasi antivirus untuk mencegah aplikasi "nakal" yang mengandung malware dan meninfeksi perangkatnya.