Find Us On Social Media :

Inilah Sepuluh Platform Gagal Milik Google yang Akhirnya Ditutup

By Rafki Fachrizal, Senin, 28 Januari 2019 | 18:44 WIB

Ilustrasi Google

Ilustrasi Google Helpouts

Google Helpouts adalah layanan kolaborasi online dari Google yang diluncurkan pada November 2013 dan memungkinkan pengguna untuk berbagi keahlian mereka melalui video langsung dan memberikan bantuan real-time dari komputer atau perangkat seluler mereka. Sayangnya, pada 20 April 2015, Google resmi menutup Google Helpouts yang menyatakan bahwa platform ini tidak dapat tumbuh seperti target yang diharapkan perusahaan.

Baca Juga : Lima Rekomendasi Software Editing Video yang Cocok untuk Pemula

8. Google Notebook

Ilustrasi Google Notebook

Merupakan aplikasi untuk clipping web yang memudahkan penyimpanan dan pengorganisasian informasi yang terkumpul saat penggunanya melakukan riset secara online. Google Notebook merupakan alat yang dipasang di peramban Google, yang memungkinkan pengguna menulis catatan, menyimpan teks, gambar, dan link halaman-halaman web selama melakukan penjelajahan. Bisa dibilang, platform ini merupakan pencetus dari yang namanya catatan berbasis online. Meski demikian, pada Juli 2012 platform ini resmi ditutup oleh Google karena beberapa alasan tertentu.

9. Picnik

Ilustrasi Picnik

Diakusisi oleh Google pada 2010, Picnik adalah aplikasi pengeditan foto secara online yang didirikan oleh Mike Harrington, Darrin Massena, dan Jonathan Sposato. Pada 19 April 2013, karena Google ingin fkcus pada produk-produk utamanya, Picnik terpaksa ditutup dan para timnya dialihkan untuk mengembangkan produk Google lainnya.

10 Google Wave

Ilustrasi Google Wave

Diperkenalkan pertama kali pada pada konferensi Google I / O pada 27 Mei 2009, Google Wave adalah platform komputasi berbasis web dan protokol komunikasi yang dirancang untuk menggabungkan fitur utama media komunikasi seperti email, pesan instan, wiki, dan jejaring sosial. Berusia tidak lama, pada 2012 Google resmi memberhentikan pengembangan Wave dan menyerahkan pengembangan kepada perusahaan Apache Software Foundation yang mengembangkannya menjadi platform yang disebut Wave in a Box. Lagi-lagi, platform ini kembali gagal dan resmi ditutup pada Januari tahun lalu.

Baca Juga : Nuerafarm: Memerangi Hama Tanaman dengan Artificial Intelligence