Find Us On Social Media :

Harga Ponsel Makin Mahal Bikin Masyarakat Malas Beli Ponsel Baru

By Adam Rizal, Minggu, 3 Februari 2019 | 12:00 WIB

Apple dan Samsung Masih Rajai Pasar Ponsel Premium di Dunia

Firma analis IDC dengan lantang menyebut 2018 sebagai “tahun terburuk untuk industri smartphone”.

Bagaimana tidak, penjualan smartphone global turun 4,1 persen pada 2018 lalu, dibandingkan pada 2017.

Hanya 1.404 juta unit smartphone yang beredar di pasaran selama setahun belakangan. Padahal, sepanjang 2017, pengapalan smartphone mencapai 1.465 juta unit.

Samsung dan Apple sebagai “raja smartphone” mencatat rapor minus, masing-masing pengapalannya turun 8 persen dan 3,2 persen. Ini sekaligus menandai kali pertama bisnis smartphone Apple menciut, setelah lebih dari satu dekade beroperasi.

“Di luar pertumbuhan yang signifikan di beberapa negara seperti India, Indonesia, Korea, dan Vietnam, kami tak melihat ada aktivitas positif sepanjang 2018,” kata analis IDC, Ryan Reith.

“Secara global, pasar smartphone saat ini sedang kacau,” ucapnya seperti dilansir Mashable.

Apa sebabnya?

Lantas, apa yang menyebabkan kondisi industri smartphone lesu? Menurut IDC, masyarakat sepanjang 2018 cenderung menahan diri untuk membeli smartphone baru.

Hal ini tak lepas dari harga smartphone yang semakin mahal, misalnya saja Apple yang tak ragu mematok harga iPhone tembus 1.000 dollar AS (Rp 14 jutaan).

Faktor lainnya adalah situasi ekonomi yang tak tentu, terutama di China yang sedang bersitegang dengan Amerika Serikat. Kondisi di China sangat berpengaruh, mengingat populasinya paling tinggi.

Sebanyak 30 persen konsumsi smartphone di seluruh dunia berasal dari China. Sepanjang 2018, penjualan smartphone di Negeri Tirai Bambu itu turun 10 persen. Selain IDC, firma analis Canalys juga melaporkan kondisi industri smartphone yang mengkhawatirkan.

Canalys mencatat penurunan pasar smartphone 4,6 persen dari tahun ke tahun.