Find Us On Social Media :

Kunci Sukses Grab Jadi Perusahaan Paling Inovatif Kedua di Dunia

By Adam Rizal, Selasa, 26 Februari 2019 | 17:00 WIB

Group CEO and Co-founder Grab, Anthony Tan

Grab masuk ke dalam daftar 50 perusahan paling inovatif di dunia versi perusahaan publikasi bisnis global asal Amerika, Fast Company. Bahkan, Grab menjadi perusahaan paling inovatif kedua di dunia.

Grab menjadi satu-satunya perusahaan Singapura yang masuk dalam daftar tersebut. Sebagai catatan, Grab bukan perusahaan Singapura pertama yang pernah ada di daftar inovatif tetapi perusahaan pemesanan tour online BeMyGuest menempati urutan ke-33 daftar yang sama pada 2016.

Grab sukses menempati posisi perusahaan paling inovatif nomor dua di dunia karena jargonnya sebagai super app.

Grab menyebut aplikasinya merupakan super app karena menggabungkan berbagai layanan untuk menghubungkan pengguna dengan pelaku bisnis lokal.

Grab juga menghadirkan layanan pembayaran, serta berencana menambahkan layanan kesehatan mulai tahun ini seperti dikutip New Strait Times.

Di Indonesia sendiri, Grab menghadirkan layanan transportasi dan pemesanan makanan GrabFood adalah layanan belanja kebutuhan sehari-hari yang bekerja sama dengan HappyFresh, pengiriman paket, layanan pembelian pulsa, dan bayar listrik.

Kunci kesuksesan lainnya adalah keputusan tepat Grab yang mengakuisisi wilayah operasional Uber di Asia Tenggara pada 2018.

Fast Company menyebut, akuisisi bisnis Uber di Asia Tenggara oleh Grab membantu perusahaan Singapura ini mencapai pendapatan US$ 1 miliar atau setara Rp 14 triliun pada 2018.

Saat ini Grab fokus menggunakan teknologi global terbaik untuk menyelesaikan tantangan sehari-hari yang dihadapi orang Asia Tenggara.

Perusahaan Paling Inovatif

Lantas, siapakah perusahaan paling inovatif di dunia versi Fast Company? Rupanya, Grab harus tunduk pada perusahaan teknologi asal Tiongkok Meituan Dianping.

Meituan Dianping menyediakan layanan booking dan pengiriman makanan. Fast Company menyebut, Meituan Dianping mencatatkan 27,7 miliar transaksi dengan nilai US$ 33,8 miliar oleh lebih dari 350 juta pengguna di 2.800 kota pada paruh pertama 2018.