Facebook akan segera mengubah algoritmanya untuk mengurangi penyebaran informasi sesat tentang vaksin. Salah satunya dengan menurunkan ranking Group dan Pages yang menyebarkan informasi sesat tentang vaksin. Group dan Pages anti vaksin ini juga tidak akan dimasukkan ke kolom rekomendasi maupun prediksi sehingga menyulitkan pengguna saat mencarinya.
Perubahan kebijakan ini juga berlaku di Instagram. Konten berbau anti vaksin tidak akan muncul di Instagram Explorer maupun halaman hashtag.
Langkah Facebook ini merupakan jawaban akan semakin meluasnya kelompok yang menolak vaksin. Salah satunya adalah ibu dari Ethan Lindenberger yang memilih tidak melakukan vaksin terhadap putranya. Menurut Ethan, ibunya melakukan langkah tersebut setelah mendapat informasi anti vaksin dari artikel di Facebook. Ethan sendiri kemudian nekat melawan ibunya dengan mencoba melakukan vaksin terhadap dirinya sendiri. Peristiwa Ethan vs ibunya ini kemudian menarik perhatian publik dan membuat Ethan harus bersaksi di Senat AS.
Facebook sendiri sudah banyak dikritik terkait penyebaran informasi tidak benar terkait vaksin. Penelitian Daily Beast menunjukkan, ada lebih dari 150 iklan anti vaksin pernah beredar di Facebook. Iklan ini umumnya menyasar wanita di atas 25 tahun, bahkan untuk segmen yang “tertarik untuk memiliki anak”. Iklan anti vaksin ini telah ditonton 1,6 juta kali.
Terkait iklan ini, Facebook memutuskan untuk menolak setiap iklan yang berkaitan dengan pandangan anti vaksin.
Mirip seperti pandangan bumi datar, kelompok anti vaksin dengan terus berkembang karena mudahnya informasi palsu beredar di media sosial. Padahal, penyebar informasi anti vaksin ini sebenarnya hanyalah kelompok kecil yang tidak memiliki latar belakang yang jelas. Menurut penyelidikan situs berita The Atlantic, dari 10.000 artikel paling sering dibaca tentang anti vaksin, 20% berasal dari 7 Group anti vaksin (seperti Natural News atau March Against Monsanto). Dengan kata lain, sebenarnya tidak sulit bagi Facebook membatasi meluasnya artikel anti vaksin.
Akan tetapi, bukan serta merta Facebook akan menghapus artikel terkait anti vaksin. Mereka akan bekerjasama dengan ahli dari organisasi kesehatan dunia WHO untuk mengidentifikasi artikel yang salah tentang vaksin.
Jika Anda termasuk yang ragu tentang vaksin, semua penelitian menunjukkan manfaat vaksin sekaligus menyanggah kekhawatiran efek samping dari vaksin. Contohnya adalah penelitian di Denmark yang meneliti 657.461 bayi yang lahir antara 1999 dan 2010. Studi dengan sampel terbesar sepanjang sejarah itu menunjukkan, vaksin MMR tidak mengakibatkan maupun meningkatkan risiko autisme.