Tahun 2019 ini adalah tahun smartphone 5G mulai bermunculan. Beberapa negara memang mulai menawarkan koneksi 5G pada tahun 2019 ini. Namun, apa sebenarnya 5G itu? Huruf G merujuk pada generation alias generasi. Jadi 5G adalah generasi kelima dari teknologi (nirkabel) seluler. Saat ini jaringan seluler maupun smartphone umumnya mendukung sampai 4G alias generasi keempat, walau dengan berbagai peningkatannya sering pula diikuti dengan koma seperti 4,5G. Sebagai generasi yang lebih baru, 5G sewajarnya menawarkan kelebihan dibandingkan 4G. Meksipun begitu, dibutuhkan waktu sampai 5G terimplementasi secara massal. Di Indonesia sendiri, ketersediaan 5G secara komersial, utamanya dari sisi jaringan yang tersedia untuk umum, diyakini sejumlah pihak masih beberapa tahun lagi.
Bersama 5G ini sering pula hadir kata NR yang merupakan singkatan dari New Radio alias (gelombang) radio baru. Lalu apa sebenarnya 5G NR tersebut? Sejalan dengan namanya yang mengandung kata New Radio, 5G NR adalah air interface baru alias antarmuka udara baru yang ditujukan untuk 5G. Air interface adalah yang menghubungkan smartphone dengan BTS alias base transceiver station. Air interface yang sebelumnya populer misalnya adalah LTE dan W-CDMA.
Dibandingkan LTE, 5G NR masih tetap menggunakan OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing), tetapi tentunya dengan beberapa peningkatan. Salah satunya adalah subcarrier spacing yang fleksibel, tidak hanya satu nilai. Hal ini membantu 5G NR untuk menangani spektrum frekuensi dan penggunaan yang beragam. Bila LTE mendukung frekuensi sampai di bawah 6 GHz, 5G NR mendukung frekuensi sampai 100 GHz. Sekadar informasi, frekuensi yang lebih tinggi memungkinkan kecepatan transfer data yang lebih baik, tetapi memiliki keterbatasan dalam jangkauan alias jarak. Yang terakhir ini pula yang membuat sebagian pihak menilai 5G bisa lebih membahayakan dibandingkan 4G, seperti yang dibahas di sini. Selain itu, 5G NR misalnya juga bisa digunakan di dalam ruangan untuk wideband, bukan hanya di luar ruangan dengan cakupan luas.
Meski sama-sama menggunakan OFDM, 5G NR menawarkan kelebihan dibandingkan LTE. Salah satunya adalah subcarrier spacing dari 5G NR yang bisa kelipatan dari 15 kHz. LTE sendiri hanya bisa 15 kHz.
Namun, 5G tidak hanya bisa menawarkan kecepatan transfer data yang lebih tinggi, melainkan menawarkan pula latensi yang lebih rendah dan kepadatan koneksi yang lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya. Bila disandingkan dengan IMT-Advanced alias 4G, IMT-2020 alias 5G bisa memberikan throughput sebesar 10 kali, latensi yang menurun 10 kali, dan kepadatan koneksi yang sebanyak 10 kali. Generasi baru ini memang dirancang untuk menghubungkan makin banyak dan beragam perangkat, bukan hanya smartphone.
Perbandingan antara IMT-2020 dan IMT-Advanced.
Pasalnya, makin hari makin banyak data yang mengalir melalui jaringan seluler maupun koneksi yang menggunakan jaringan tersebut. Menurut Nokia Bell Labs Consulting pada laporannya tahun 2016 lalu, diperkirakan lalu lintas mobile data pada tahun 2020 akan bertumbuh lebih dari tiga puluh kali bila dibandingkan tahun 2014. Sementara menurut GSMA pada The Mobile Economy 2018, pengguna mobile internet pada tahun 2025 diprediksi akan mencapai 5 miliar, naik dari 3,3 miliar pada tahun 2017. Ericsson pun pada Ericsson Mobility Report 2018 menyebutkan jumlah perangkat IoT yang menggunakan koneksi seluler diprediksikan mencapai 3,5 miliar pada tahun 2023, bertambah jauh dari 0,7 miliar pada tahun 2017.
Mungkinkan Berbagai Hal Baru
Qualcomm bahkan mencanangkan 5G NR akan menjadi seperti listrik; tersedia di banyak tempat dan digunakan menenagai banyak perangkat. Intel pun memiliki pandangan yang serupa. Dengan karakteristiknya yang memiliki throughput lebih tinggi, latensi lebih rendah, dan mendukung koneksi yang lebih banyak, 5G NR memang memungkinkan berbagai skenario penggunaan baru maupun hal-hal baru pada skenerio penggunaan yang sudah ada. Air interface baru ini tidak sekadar untuk mengunduh file berukuran besar dengan cepat atau streaming video Ultra HD dengan lancar.
Salah satunya adalah XR (extended reality) yang mencakup VR (virtual reality) dan AR (augmented reality). Saat ini XR sudah tersedia, tetapi memiliki beberapa kekurangan. Pendekatan yang meletakkan semua kemampuan penghitungan/pemrosesan pada HMD (head mounted display) memang menawarkan keleluasaan penggunaan. Namun, visual yang diberikan biasanya kurang bagus. Sementara pendekatan yang meletakkan kemampuan penghitungan/pemrosesan utama pada perangkat lain dan bukannya di HMD memang mampu menghasilkan visual lebih baik, tetapi menghambat keleluasaan berhubung umumnya masih menggunakan kabel. Belum lagi kemampuan penghitungan/pemrosesan yang tinggi ini membutuhkan biaya tinggi.
Dengan 5G NR yang mendukung throughput tinggi dan latensi rendah, kemampuan penghitungan/pemrosesan yang butuh sumber daya tinggi bisa dipindahkan ke data center mini milik operator telekomunikasi seluler pada suatu lokasi yang relatif dekat dari pengguna, misalnya untuk me-render gambar untuk kemudian dikirimkan ke HMD. Sementara, pada HMD akan tetap dipasangkan kemampuan penghitungan/pemrosesan yang butuh latensi sangat rendah, misalnya untuk mendeteksi pergerakkan pengguna. Kombinasi ini memungkinkan XR dengan visual yang baik, keleluasaan tinggi, dan biaya yang lebih terjangkau untuk pengguna.
Meski C-V2X terlah tersedia sebelumnya, 5G NR C-V2X menawarkan beberapa peningkatan yang membuat C-V2X lebih optimal dalam melakukan fungsinya.
Contoh lain adalah V2X alias vehicle-to-everything. Dengan V2X ini, kendaraan misalnya bisa berkomunikasi dengan kendaraan lain (V2V, vehicle-to-vehicle), dengan pejalan kaki atau orang (V2P, vehicle-to- pedestrian/person), dan dengan jaringan (V2N, vehicle-to-network).
Bisa berkomunikasi dengan kendaraan lain memungkinkan tingkat keselamatan yang lebih tinggi. Pasalnya sebuah kendaraan bisa mengetahui lokasi dari kendaraan lain yang berada di dekatnya. Bisa berkomunkasi dengan pejalan kaki juga akan meningkatkan keselamatan. Tatkala hendak menyeberang contohnya, perangkat yang digunakan pejalan kaki bisa mengingatkan akan kendaraan yang sedang melaju. Sementara, bisa berkomunikasi dengan jaringan memungkinkan jaringan memberikan informasi mengenai kondisi yang lokasinya cukup berjarak, seperti adanya kecelakaan pada 2,5 kilometer di depan.
V2X ini, tepatnya C-V2X yang menandakan V2X memanfaatkan seluler, sebenarnya sudah tersedia. Namun 5G NR C-V2X menawarkan sejumlah kelebihan atau hal baru dibandingkan C-V2X generasi sebelumnya. Berhubung memanfaatkan 5G NR, varian baru ini diklaim mendukung throughput tinggi, latensi sangat rendah, dan reliabilitas sangat tinggi.
Dengan 5G NR C-V2X yang merupakan C-V2X rilis 16, bisa dilakukan antara lain intention/trajectory sharing berbagai kendaraan yang ada di sekitar. Karena suatu kendaraan, sebut saja Kendaraan A, yang sedang berada di persimpangan jalan mengetahui apa yang akan dilakukan kendaraan di sekitarnya dalam hal pergerakan, apakah akan berbelok ke kiri, tetap di lajurnya, akan melambat, maupun lainnya, Kendaraan A akan bisa mengambil langkah yang lebih optimal dalam melakukan yang dikehendaki, seperti waktu yang tepat untuk berbelok ke kanan. Pada C-V2X rilis 14, fitur yang untuk persimpangan ini lebih kepada memberikan peringatan.