Find Us On Social Media :

Peran Penting Teknologi dalam Mendukung Hadirnya Bangunan Pintar

By Rafki Fachrizal, Kamis, 14 Maret 2019 | 12:12 WIB

Ferry Kurniawan (Country Segmen Lead Healthcare & Real Estate, Schneider Electric Indonesia) dan Iwan Prijanto (Chairperson Green Building Council Indonesia)

Sektor bangunan diperkirakan menyumbang 40 persen konsumsi energi dunia. Dan diprediksi, pada 2040 mendatang total konsumsi energi dunia untuk bangunan akan meningkat sebesar 80 persen.

Untuk menjawab tantangan tersebut, konsep bangunan pintar dan hijau terus diusung dan digiatkan oleh para pelaku industri bangunan dan properti.

Bangunan merupakan bagian yang terintegrasi dengan ekosistem kota dan sekarang bangunan menjadi entitas yang kompleks dengan beberapa sistem yang saling terhubung seperti penerangan, utilitas dan keamanan.

Kompleksitas meningkat dengan ukuran bangunan dan bangunan-bangunan ini rentan terhadap gangguan, yang berpotensi menimbulkan kerugian besar pada keselamatan jiwa dan aset.

oleh karena itu, bangunan pintar berpotensi mengurangi efek gangguan dan juga memungkinkan tindakan proaktif dan kecerdasan mengelola data untuk membantu mereka mengambil tindakan preventif.

Iwan Prijanto, Chairperson Green Building Council Indonesia (GBC Indonesia) mengatakan “GBC Indonesia berkepentingan untuk mendorong tumbuhnya bangunan pintar di Indonesia. Bagi GBC, bangunan pintar adalah ketika teknologi sistem bangunan dapat mengotomasi dan meningkatkan kinerja bangunan dan kawasan yang menerapkan metodologi bangunan hijau (Green Building) dalam melakukan efisiensi sumber daya, konservasi sumber daya dan memungkinkan upaya berbagi sumber daya.”

Bangunan pintar menggunakan sistem operasional otomatis, yaitu Internet of Things (IoT) untuk mengontrol prosesnya. Ini berdampak pada desain dan konstruksi, penggunaan energi, dan bagaimana karyawan berinteraksi dengan ruang.

Sistem diintegrasikan dan data dikumpulkan dan dianalisa untuk mengurangi pemborosan energi dan biaya operasional - dan pada akhirnya meningkatkan kualitas hidup manusia dan kinerja bisnis.

"Untuk melakukan ini, kekuatan teknologi baru termasuk perangkat mobile, sistem berbasis komputasi awan, kecerdasan buatan (AI), self-monitoring dan platform kolaboratif dimanfaatkan untuk membuat peningkatan yang mendasar pada kinerja bangunan. Teknologi baru juga mengubah bagaimana bangunan yang sedang dibangun atau diperbarui dirancang dan dikembangkan" kata Ferry Kurniawan selaku Country Segmen Lead Healthcare & Real Estate, Schneider Electric Indonesi.

Pertengahan tahun 2018 lalu, Schneider Electric telah memperkenalkan EcoStruxure Building Advisor yang merupakan portofolio layanan komprehensif yang dirancang untuk meningkatkan kenyamanan penghuni dan nilai aset dan secara bersamaan mengurangi biaya pengoperasian.

Sebagai bagian dari EcoStruxure Building, EcoStruxure Building Advisor memungkinkan para ahli kelistrikan dan otomasi untuk mengolah data secara jarak jauh menjadi wawasan yang dapat diprediksi dan lebih akurat untuk pengambilan keputusan dan tindakan yang lebih cepat dan tepat.

Bahkan, EcoStruxure Building Advisor mampu mendorong 33% lebih sedikit pengaduan/komplain dari penghuni, penurunan 29% dalam biaya pemeliharaan yang tidak terjadwal dan pengurangan biaya energi rata-rata 20%.