Find Us On Social Media :

Microsoft Tekankan Teknologi AI Tidak Ambil Alih Pekerjaan Manusia

By Adam Rizal, Sabtu, 16 Maret 2019 | 13:30 WIB

Tantangan dan Peluang Adopsi Teknologi AI di Indonesia

Adopsi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) di Indonesia masih minim.

Hanya 14 persen perusahaan di Indonesia yang sudah total mengadopsi AI, menurut studi terbaru yang dilakukan Microsoft bersama dengan lembaga riset IDC.

Menurut Presiden Direktur Microsoft Indonesia, Haris Izmee, salah satu kendalanya adalah persepsi negatif yang menganggap AI akan mengancam pekerjaan manusia di masa mendatang.

Namun menurut survei yang dilakukan, justru anggapan tersebut tidaklah benar. Nyatanya, baik para pemimpin bisnis dan pegawai, sama-sama menganggap AI bisa menambah jenis pekerjaan, bukan malah mengurangi atau menggantikan pekerjaan yang sebelumnya dilakukan tenaga manusia.

Sebesar 53 persen pegawai yang disurvei, mengaku bahwa AI membantu pekerjaan mereka lebih baik, sementara 37 persen pemimpin bisnis juga beranggapan sama.

Sementara itu, AI juga berguna untuk mengurangi pekerjaan repetitif (berulang) yang menghambat inovasi manusia. S

ebanyak 28 persen pemimpin bisnis setuju akan hal tersebut dan 17 persen pegawai merasa sepakat.

"Pusat dari AI adalah manusia. Teknologi AI dirancang untuk melakukan pekerjaan yang menghambat produktivitas manusia seperti pekerjaan bersifat repetitif," papar Haris di Jakarta.

Sebab itulah, menurutnya dibutuhkan keterampilan yang hanya bisa dilakukan manusia seperti keberanian mengambil inisiatif serta kerjasama tim.

Menurut Haris, AI berpeluang mencipatakan lahan pekerjaan baru yang saat ini belum tersedia. Adanya pekerjaan-pekerjaan baru ini juga harus diimbangi dengan transformasi keterampilan yang dibutuhkan, baik soft skill maupun keterampilan teknologi.

"Maksud kami di sini bukan berarti keterampilan teknologi tidak penting, sama pentingnya tapi lebih banyak ke soft skill," ujarnya.

Ada tiga soft skill utama yang disebut Haris paling banyak dibutuhkan di Indonesia ke depan. Pertama adalah kepemimpinan dan manajemen, kedua adalah kewirausahaan dan ketrampilan mengambil inisiatif, dan ketiga adalah keterampilan berpikir analitis.