Find Us On Social Media :

BukaLapak Bantah Data Akun Penggunanya Dicuri Hacker Pakistan

By Adam Rizal, Senin, 18 Maret 2019 | 15:30 WIB

BukaLapak Bantah Data Penggunanya Dicuri Hacker Pakistan

Seorang peretas asal Pakistan dengan nama samaran Gnosticplayers mengklaim telah mencuri jutaan akun dari sejumlah situs populer di dunia.

Dua di antara situs tersebut berasal dari Indonesia, yakni Bukalapak dan YouthManual.

Menanggapi kabar ini, Bukalapak mengonfirmasi memang pernah ada upaya dari hacker untuk meretas situs Bukalapak beberapa waktu lalu.

Namun, e-commerce itu mengatakan bahwa tidak ada data pengguna yang berhasil dicuri peretas.

Head of Corporate Communications Bukalapak Intan Wibisono memastikan bahwa data penting pengguna, seperti password, rekaman finansial, serta informasi pribadi lain milik pengguna, aman dari serangan hacker.

"Kami selalu meningkatkan sistem keamanan di Bukalapak demi memastikan keamanan dan kenyamanan para pengguna Bukalapak, dan memastikan data-data penting pengguna tidak disalahgunakan," ujar Intan.

"Upaya peretasan seperti ini memang sangat berpotensi terjadi di industri digital," lanjutnya melalui keterangan resminya.

Meski demikian, sebagai langkah pengamanan tambahan, Intan mengimbau para pengguna secara rutin mengganti password dan mengaktifkan sistem keamanan dua langkah (two-factor authentication).

"Kami juga menyarankan menjaga kerahasiaan password Anda dan menggunakan security guide yang sudah disediakan Bukalapak," katanya.

Dijual di pasar gelap

Sebelumnya, peretas asal Pakistan dengan nama samaran Gnosticplayers mengatakan telah mencuri data 26 juta akun online dari 6 situs internet. Dari jumlah itu, sebanyak 13 juta akun disebut berasal dari Bukalapak dan 1,12 juta dari YouthManual.

Situs lain yang juga menjadi sasaran pencurian akun adalah GameSalad (1,6 juta akun), Lifebear (3,86 juta akun), EstanteVirtual (5,45 juta akun), dan Coubic (1,5 juta akun).

Database dari jutaan akun online tersebut dijual di pasar gelap internet di dark web dengan harga 1,2431 Bitcoin atau sekitar 5.000 dollar AS (Rp 71 juta).