Ada harga yang harus dibayar untuk kualitas premium. Persepsi ini melekat pada Samsung, apalagi ketika memperkenalkan seri Galaxy S10 dengan harga tertinggi mencapai Rp 24 juta.
Banyak yang memuji produknya karena dinilai inovatif, tetapi di saat bersamaan mengeluh “kemahalan”.
Padahal, menurut Samsung, seri Galaxy S10 tak mahal jika dilihat dari beragam benefit untuk pengguna.
“Ini flagship yang benar-benar lengkap, memberikan semua hal yang dibutuhkan pengguna,” kata Product Marketing Samsung Electronics Indonesia, Taufiq Furqon, dalam sesi workshop Galaxy S10 di Bursa, Turki.
“Desain benar-benar baru, ada in-display fingerprint scanner, kamera tiga sampai lima, AI dan MPU baru, semuanya lengkap,” ucapnya.
Seri Galaxy S10 memang mengusung desain yang berubah drastis dari Galaxy S9. Kali ini Samsung mengadopsi layar dengan lubang bulat kecil untuk kamera atau disebut "punch-hole”.
Dengan ini, bezel bagian atas ponsel bisa dipangkas menjadi lebih kecil sehingga rasionya pun lebih luas. Kameranya pun meningkat dari segi jumlah lensa yang dipasang dan fitur-fitur yang terbenam.
Untuk varian Galaxy S10 standar dan Galaxy S10+, masing-masing punya tiga kamera pada bagian punggung (ultra wide, wide, telephoto). Sementara itu, kamera selfie Galaxy S10 hanya satu dan Galaxy S10+ punya dua.
Seri paling sederhana, Galaxy S10e, kebagian dua kamera belakang dan satu kamera depan. Kamera tersebut sudah dilengkapi beberapa fitur andal untuk menghasilkan foto dan video apik.
Beberapa di antaranya “HDR+”, “Super Steady”, “Smart Composition”, “Super SlowMo”, “Artistic Live Focus”, dan “Scene Optimizer”.
Taufiq juga mengingatkan kembali bahwa seri Galaxy S10 sejatinya memiliki rentang model dan harga yang luas. Yang paling murah ada Galaxy S10e dengan harga Rp 10,5 jutaan.
“Semua fitur di seri Galaxy S10 adalah yang terbaik. Harganya bisa didapatkan dari Rp 10,5 jutaan untuk Galaxy S10e, itu sudah dapat RAM 6GB dan memori 128GB. Cocok untuk yang suka desain compact,” ujarnya.