Find Us On Social Media :

4 Industri ini Jadi "Tumbal" Keganasan Disrupsi Teknologi di Indonesia

By Adam Rizal, Rabu, 27 Maret 2019 | 16:30 WIB

Catat! 4 Industri ini Jadi "Tumbal" Keganasan Disrupsi Teknologi di Indonesia

Transformasi digital yang pesat menciptakan disrupsi digital di berbagai sektor industri di Indonesia.

Tentunya, disrupsi teknologi itu berdampak positif dan negatif ke pertumbuhan perusahaan.

Sisi positifnya, kehadiran teknologi membantu para pelaku usaha bisa menekan biaya untuk mempekerjakan manusia. Namun di sisi lain, manusia harus kehilangan pekerjaannya karena tergerus teknologi.

Bahkan, ada 4 sektor industri yang akan terdampak dari disrupsi teknologi di Indonesia.

1. Perbankan

Sektor bisnis yang mulai mengurangi karyawan akibat adanya teknologi adalah perbankan. Ada sekitar 20.000 karyawan yang berhenti di sembilan bank ternama di Indonesia dari 2016-2018.

Jenis pekerjaan yang paling banyak dikurangi di industri perbankan adalah posisi front office. Saat ini bank-bank di Indonesia telah menerapkan sistem digital banking yang mengurangi para pegawainya dan digantikan oleh teknologi komputerisasi dan digitalisasi.

2. Ritel

Beberapa tahun terakhir, banyak perusahaan ritel yang mengurangi jumlah pegawai akibat disrupsi teknologi. Salah satu contoh adalah peritel perabotan rumah tangga asal Swedia, IKEA.

Skema yang dijalankan IKEA saat ini membidik konsumen daring atau pasar online. Sehingga perusahaan mau tidak mau harus mengurangi jumlah karyawan.

Pada tahun lalu, IKEA mengumumkan untuk memangkas sekitar 5 persen atau 7.500 karyawannya karena akan menggenjot sistem penjualan online.

3. Toko Pakaian

Jika dulu banyak orang ramai-ramai bekerja menjadi karyawan ritel pakaian macam Matahari, Robinson, hingga butik-butik sekalipun.

Namun, saat ini jumlah para pegawai di outlet-outlet pakaian tersebut semakin berkurang karena makin banyaknya online store yang menjual pakaian tanpa harus datang ke outlet.

Orang cukup membeli baju via Instagram, Facebook, online marketplace, atau situs resmi perusahaan.

Tentu perilaku ini sedikit banyak memangkas jumlah pegawai yang biasanya sibuk melayani para pembeli.

4. Pabrik

Wacana robot akan menggantikan pekerja manusia di pabrik-pabrik bukan isapan jempol belaka. Pada 2025, sekitar 52 persen robot akan menggantikan posisi manusia dalam sebuah perusahaan.

Robot mampu bekerja layaknya peran manusia yang bekerja sebagai akuntan, manajemen klien, pemasaran, layanan pelanggan, hingga kesekretariatan.