Jumat (5/4) besok, Korea Selatan secara resmi akan menggelar layanan 5G. Hal ini membuat Korea Selatan sebagai negara pertama di dunia yang menggelar layanan 5G.
Jadwal beroperasinya 5G di Korea Selatan sebenarnya terlambat dari jadwal. Sebelumnya, Pemerintah Korea Selatan berencana meresmikan layanan 5G pada bulan Maret 2019. Namun masalah tarif membuat rencana ini mundur. Pemerintah Korea Selatan keberatan dengan tarif awal yang diajukan tiga operator telekomunikasi di Korea Selatan, yaitu SK Telecom, Korea Telecom (KT), dan LG Uplus.
Namun masalah tarif ini akhirnya selesai. Pemerintah Korea Selatan akhirnya menyetujui skema tarif yang diajukan pihak operator, meski tarifnya relatif tetap mahal.
Ambil contoh skema tarif yang ditawarkan operator terbesar Korea Selatan, SK Telecom. Paket paling murah dari SK Telecom adalah 55 ribu won, atau sekitar Rp.687 ribu. Akan tetapi, paket ini mematok kuota pemakaian 8GB. Paket paling mahal seharga 125 ribu won (Rp.Rp.1,56 juta) untuk kuota 300GB. SK Telecom tidak memiliki paket unlimited untuk layanan 5G.
Padahal, SK Telecom menjanjikan kecepatan 5G maksimal di angka 2,7Gbps. Dengan kecepatan seperti itu, paket 8GB akan habis dalam waktu sekitar 23 detik, sementara paket 300GB akan habis dalam 14 menit.
Sementara operator nomor tiga Korea Selatan, LG Uplus, menawarkan paket yang mirip, yaitu:
- 55 ribu won (Rp.687 ribu ) untuk kuota 9GB
- 75 ribu won (Rp.937 ribu) untuk 150GB
- 95 ribu won (Rp.1,18 juta) untuk 250GB
Paket paling menarik mungkin ditawarkan operator nomor dua Korea Selatan, Korea Telecom (KT). Mereka tidak mematok kuota penggunaan untuk 5G, kecuali saat roaming. Paket paling murah yang ditawarkan KT disebut Super Plan Basic dengan harga tarif 80 ribu won (Rp1. juta). Namun paket ini membatasi kecepatan saat roaming di angka 100kbps.
Paket paling mahal adalah Super Plan Premium dengan bandrol harga 130 ribu won (Rp.1,6 juta) dengan kecepatan roaming di angka 3 Mbps.
Paket 5G di Korea Selatan ini mungkin bisa menjadi gambaran mahalnya teknologi 5G. Seperti pernah kami tulis, teknologi 5G membutuhkan lebih banyak pemancar karena menggunakan gelombang berfrekuensi tinggi. Alhasil, investasi yang dikeluarkan operator juga semakin tinggi.
Operator 5G di Korea Selatan masih lebih “beruntung” karena topografi negara mereka yang didominasi daratan. Jaringan serat optik juga sudah memadai untuk mengantarkan data dari pemancar ke jaringan utama mereka. Dengan keberuntungan seperti itu saja, harga paket mereka masih lumayan tinggi.
Jadi boleh dibilang, harga teknologi 5G saat ini masih relatif mahal.