Satu per satu perusahaan multinasional tertarik masuk dan turut meramaikan pasar layanan jasa cloud di Indonesia.
Setelah sebelumnya Amazon, Microsoft hingga Alibaba secara resmi membawa bisnis cloud besutannya ke pasar nasional, kini giliran perusahaan pengelolaan energi dan otomatisasi asal Perancis, Schneider Electric yang melakukan hal serupa.
Schneider Electric mengenalkan solusi penyimpanan berbasis awan atau hybrid cloud baru EcoStruxure IT untuk pelanggan di Indonesia.
Platform itu memungkinkan konsolidasi data dari berbagai aset infrastruktur data center dan memberikan analisa prediktif dan proaktif secara real-time.
Melalui teknologi hybrid cloud, Schneider Electric mencoba memperkenalkan sistem pengelolaan data yang dapat disesuaikan dengan kapasitas dan anggaran perusahaan.
Country Presiden Schneider Electric Indonesia Xavier Denoly mengatakan lonjakan big data dan konsumsi energi akan semakin besar dan mendorong kebutuhan strategi pengelolaan yang tepat sasaran. Hal itu berdampak langsung pada efisiensi biaya dan peningkatan produktivitas.
"Hybrid Cloud memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan data yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan kapasitas dan anggaran perusahaan,” katanya saat acara Schneider Electric Innovation Day di Jakarta.
Xavier mengatakan saat ini industri sedang menghadapi gelombang internet of things (IoT) yang menghubungkan manusia dengan perangkat atau mesin dan perangkat. Lonjakan big data dan konsumsi energi akan makin besar yang dapat mengubah data menjadi informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan bisnis yang tepat.
"Sebanyak 5 miliar orang akan terkoneksi dengan 30-50 miliar benda dan mesin, atau secara tidak langsung dapat dikatakan 10 kali lebih banyak perangkat yang terhubung secara bertahap daripada orang yang terhubung pada 2020," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Vice President of Secure Power Division Schneider Electric Indonesia Yana Achmad Haikal mengatakan tantangan selanjutnya mengenali kebutuhan pengelolaan data, perusahaan perlu memastikan ketahanan dan keberlangsungan operasional di dalam ekosistem data center yang semakin kompleks.
"Kegiatan operasional data center membutuhkan pemantauan 24 jam/7 hari mulai dari pasokan listrik, pengaturan suhu dan kelembaban udara, hingga identifikasi potensi kerusakan perangkat," ujarnya.
"Dengan EcoStruxure IT dari Schneider Electric, arsitektur terbuka berbasis loT untuk manajemen data center, perusahaan dapat mengoptimalkan kinerja infrastruktur dan mengurangi risiko," ucapnya.