Find Us On Social Media :

3 Kebijakan Pemerintah Tiongkok Larang Aksi Tambang Mata Uang Virtual

By Adam Rizal, Sabtu, 13 April 2019 | 15:30 WIB

Bitcoin

Industri mata uang virtual (cryptocurrency) di China cukup kontradiktif. Pasalnya, pemerintahnya sendiri telah melarang perdagangan bitcoin dkk, tapi hingga saat ini, China masih menjadi pusat penambangan cryptocurrency global.

China telah melakukan berbagai upaya untuk menghambat industri kripto. Seperti melarang penawaran koin perdana (initial coin offering) dan mempersulit bank-bank China untuk bersentuhan dengan mata uang virtual.

Kali ini, pemerintah melakukan langkah lebih besar langsung pada inti industrinya, yakni melarang kegiatan "penambangan" mata uang virtual alias cryptocurrency mining.

Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional China mengumumkan ada 450 jenis "aktivitas sia-sia dan berbahaya" yang rencananya akan dihapuskan. Penambangan mata uang virtual adalah satu di antaranya.

Untuk diketahui, "penambangan" adalah proses penting dalam cryptocurrency. Ini adalah proses validasi transaksi pada jaringan blockchain, di mana mata uang virtual adalah hasil akhirnya.

Sayangnya, dalam proses penambangan, dibutuhkan rangkaian hardware berupa komputer bertenaga besar dan sumber daya listrik yang tak sedikit pula. Larangan penambangan cryptocurrency di China ini diperkirakan akan berlaku efektif mulai 7 Mei mendatang.

Butuh waktu lama Pengamat industri kripto independen, Katherine Wu menilai efek berlakunya aturan ini membutuhkan banyak waktu. Ia mengatakan aturan ini berbeda dengan larangan cryptocurrency sebelumnya.

Pada tahun 2017 misalnya, pemerintah China melakukan operasi pembubaran untuk kegiatan menukaran mata uang dan jual-beli koin virtual.

Wu juga mengatakan, banyak industri yang masuk ke daftar "kegiatan sia-sia" justru cenderung bertahan lama seperti dikutip Wired.

Meskipun larangan penambangan kemungkinan akan efektif, namun para penambang berharap aturan itu akan memakan waktu bertahun-tahun untuk terimplementasi secara maksimal.

Meski begitu, beberapa penambang kripto di China sudah merasakan efek aturan ini. Salah satunya adalah Bitmain, manufaktur chip khusus penambang yang disebut ASIC. Awalnya, Bitmain berencana mengekspansi bisnisnya ke AS.

Namun harga mata uang virtual yang fluktuatif menahan rencana tersebut, hingga akhirnya perusahaan mengumumkan PHK.