Find Us On Social Media :

Uber Harus Bayar Google Rp820 Miliar untuk Google Maps yang Akurat

By Adam Rizal, Senin, 15 April 2019 | 13:30 WIB

Uber Harus Bayar Google Rp820 Miliar untuk Peta Akurat

Uber resmi mengajukan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) di AS lewat form pendaftaran S-1 dengan kode saham UBER.

Dalam pengajuan IPO tersebut, ada satu hal yang menarik yang diumbar Uber, yaitu biaya yang dihabiskan perusahaan ride-hailing asal AS tersebut untuk menghadirkan layanan navigasi di dalam aplikasinya.

Uber mengklaim telah membayar Google untuk penyediaan layanan Google Maps di antarmuka aplikasi ride-hailing Uber sebesar 58 juta dollar AS atau sekitar Rp 820 miliar.

Uang ratusan miliar rupiah itu dibayarkan Uber secara bertahap selama 3 tahun, dari awal Januari 2016 hingga akhir Desember 2018.

Kerja sama Uber dan Google sendiri dimulai sejak bulan Oktober 2015, saat J. Kim Fennel masih menjabat sebagai CEO Uber.

Lantas, mengapa Uber bayar Google sebanyak itu?

Layanan ride-hailing seperti Uber, Go-Jek, atau Grab, memang membutuhkan layanan pemetaan dan navigasi yang bisa diandalkan agar proses antar-jemput pelanggan bisa berjalan dengan optimal.

Dalam hal itu, Uber pun kemudian mengandalkan Google Maps.

"Kami sangat mengandalkan pihak ketiga untuk menyediakan software bagi produk kami, termasuk (mengandalkan) Google Maps yang memiliki peran penting untuk sisi fungsionalitas platform ride-hailing kami," sebut pihak Uber di dalam dokumen IPO.

Dengan pemetaan Google Maps yang sudah digunakan di berbagai aplikasi dan dikenal andal, Uber pun rela membayar puluhan juta dollar AS demi menunjang layanannya.

Google yang juga memiliki saham sebesar 5 persen di Uber pun memegang satu faktor kunci di balik operasional layanan ride-hailing ini.

Terkait kemungkinan untuk menggunakan layanan pemetaan dari pihak lain, Uber mengatakan masih belum akan meninggalkan Google Maps dan akan tetap menjalin kerja sama dengan perusahaan asal Mountain View tersebut.