Find Us On Social Media :

Pemerintah Bikin Road Map untuk Percepat Adopsi Industri 4.0

By Adam Rizal, Selasa, 23 April 2019 | 17:00 WIB

Tantangan dan Solusi Implementasi Industri 4.0 di Indonesia

Pemerintah Indonesia telah menerapkan berbagai strategi untuk menghadapi era industri 4.0.

Revolusi industri 4.0 sendiri memiliki berbagai teknologi pendukungnya seperti Internet of Things (IoT), cloud computing, advance robotic, dan lainnya

Studi McKinsey mengungkapkan revolusi industri berpeluang meningkatkan nilai tambah terhadap PDB nasional sebesar USD 120-USD 150 miliar pada 2025.

Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengatakan revolusi industri 4.0 berpotensi meningkatkan nilai tambah dan kontribusi industri terhadap PDB nasional sebesar USD 120 miliar (Rp 1.688 triliun) hingga USD 150 miliar (Rp 2.110 triliun) pada 2025.

"Selain itu, revolusi industri 4.0 meningkatkan pertumbuhan ekonomi sekitar 1-2 persen," kata Airlangga Hartarto dalam acara Indonesia Industrial Summit (IIS) 2019 di Jakarta.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sudah membuat sebuah peta jalan atau road map Making Indonesia 4.0 yang mendorong Indonesia untuk menjadi 10 negara besar ekonomi dunia pada 2030.

"Kami telah melakukan berbagai langkah untuk mempercepat penerapan Making Indonesia 4.0 sebagai game changer pertumbuhan ekonomi nasional," ujarnya.

Pemerintah telah menjalankan langkah-langkah strategis untuk mendukung percepatan adopsi industri 4.0.

Pertama, peluncuran Indonesia Industry Readiness Index 4.0 (INDI 4.0), atau indikator penilaian tingkat kesiapan industri di Indonesia dalam menerapkan teknologi era industri 4.0.

Tahap awal assessment INDI 4.0 telah diikuti oleh 326 perusahaan industri dari sektor industri makanan dan minuman, tekstil, kimia, otomotif, elektronika, logam, aneka, dan sektor engineering, procurement, and construction (EPC).

Airlangga mengatakan revolusi industri 4.0 akan memberikan peluang lapangan kerja baru di Indonesia hingga 18 juta orang, dengan 4,5 tenaga kerja baru diserap sektor industri dan 12,5 juta lainnya oleh sektor jasa penunjang industri.

"Era revolusi industri 4.0 menuntut kesiapan sumber daya manusia (SDM) dalam penguasaan teknologi," ujarnya.