Sejak Samsung mempersiapkan ponsel lipatnya, beberapa vendor latah saling klaim sedang mengembangkan teknologi yang sama. Beberapa yang sempat mengungkapkannya adalah Oppo, LG, dan Xiaomi.
Namun, hingga saat ini baru dua vendor yang benar-benar merilis ponsel lipat yakni Samsung dengan Galaxy Fold dan Huawei dengan Mate X. Vivo pun buka suara soal tren ini.
Sebagai salah satu perusahaan teknologi yang juga mempionirkan beberapa teknologi mutakhir, Vivo agaknya belum tertarik melirik ponsel lipat.
"Bukannya kami tidak mau mencoba ke arah riset ke foldable (ponsel lipat). Cuma dari tim R&D (riset dan pengembangan) kami lebih fokus ke stylish design," jawab Yoga Samiaji, Senior Product Manager Vivo Mobile Indonesia di Jakarta.
Tidak hanya di Vivo, sub-brand barunya, iQOO yang notabene langsung menggebrak ke segmen flagship juga disebut belum berencana mengembangkan ponsel lipat.
"iQOO itu ponsel khusus gaming yang memang baru dipasarkan di China saja, belum ke negara lain," terang PR Manager PT Vivo Mobile Indonesia Tyas K. Rarasmurti.
Ponsel lipat memang masih menjadi kontroversi, terutama soal durabilitas layarnya. Sebelumnya, vendor China lain, Oppo juga membatalkan rencana produksi ponsel lipat.
Padahal, mereka sempat memamerkan wujudnya. Menurut Oppo, dari segi permintaan, ponsel lipat saat ini belum terlalu dibutuhkan pasar. Vivo sendiri terbilang rajin dalam mengembangkan teknologi.
Salah satunya adalah pemindai sidik jari dalam layar atau in-display fingerprint yang kini mulai menjamur di vendor lain.
Hingga saat ini, Vivo lebih banyak memutakhirkan teknologi di smartphone konvensional. Teknologi paling baru diimplemetasikan dalam purwarupa Vivo Apex 2019.
Keunggulan ponsel ini adalah tidak ada tombol dan lubang sama sekali. Sebagai gantinya, Vivo menanamkan sederet teknologi anyarnya. Misalnya sensor "Touch Sense" untuk mengganti fungsi tombol fisik.
Ada pula "full-Display fingerprint scanner", di mana area pemindai sidik jari membentang ke seluruh permukaan layar yang berukuran 6,39 inci. Teknologi ini juga bisa merekam dua jari secara bersamaan.
Vivo juga mengganti colokan pengisi daya dengan fitur MagPort yang terletak di area bawah punggung.
Vivo Apex menjadi ponsel pertama Vivo yang memiliki jaringan 5G yang didukung chipset Snapdragon 855. Chipset tersebut dipadu dengan RAM 12 GB dan media internal 512 GB.
Vivo Apex tidak dijual di pasaran, akan tetapi fitur-fitur di ponsel ini akan menjadi cikal bakal fitur yang akan diadopsi ponsel Vivo berikutnya.