Find Us On Social Media :

PermataYouthPreneur 2019 Dorong Murid SMK Berinovasi Fintech

By Liana Threestayanti, Senin, 29 April 2019 | 19:30 WIB

Ki-Ka: Richele Maramis – Head Corporate Affairs PermataBank, Dhien Tjahajani – Direktur PermataBank, Sondang Martha Samosir – Kepala Departemen Literasi & Inklusi Keuangan OJK, Saryadi Guyatno, S.T., M.B.A – Kepala Subdit Penyelarasan Kejuruan dan Kerjasama Industri PSMK Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Alfa Putra Kurnia – CEO Arkademy.

Hari ini sebanyak lebih dari 32 siswa dan siswi finalis PermataYouthPreneur 2019 berkumpul di Jakarta untuk mengikuti acara wisuda dan mempresentasikan hasil produk prototipe tekfin yang mereka buat di hadapan para juri.

Para finalis ini merupakan siswa terpilih dari 130 peserta yang telah diseleksi dari berbagai kota di  Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Gorontalo. Rangkaian puncak acara ini dilaksanakan mulai tanggal 28 hingga 30 April 2019 bertempat di kantor pusat PermataBank WTC 2, Jakarta.

PermataYouthPreneur (PYP) adalah program pelatihan di bidang kewirausahaan (meliputi model bisnis, startup digital, coding dan literasi keuangan) yang diinisiasi oleh PermataBank melalui program CSR nya yang bernama PermataHati. Program PYP ditujukan bagi para pelajar tingkat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kelas 11/12 dari jurusan Rekaya Perangkat Lunak (RPL) dengan periode pembelajaran selama dua bulan.

Dalam acara ini, PermataBank bekerjasama dengan Arkademy dan didukung oleh Otoritas Jasa Keuangan, dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Program PYP dikemas dalam bentuk rangkaian diskusi dan pelatihan, modul kurikulum daring, dan mentoring,  agar peserta mampu mengembangkan ide produk tekfin masing-masing.

Usai mengikuti kegiatan ini, peserta yang terpilih akan mendapatkan berbagai kesempatan pengembangan diri, mulai dari beasiswa sekolah coding di Arkademy hingga kesempatan untuk magang di Permata Digital Center.

“Kami optimis bahwa program PYP ini dapat menghasilkan siswa-siswa yang berkualitas dan siap untuk menghadapi tantangan industri 4.0. Tidak hanya sampai disini, nantinya para pemenang juga berkesempatan untuk magang di Permata Digital Center agar mereka dapat terlibat dan melihat secara langsung bagaimana kami menciptakan produk dan fitur perbankan yang inovatif,” ujar Richele Maramis, Head Corporate Affairs, PermataBank.

Bagi pelajar SMK jurusan RPL, literasi digital dan kemampuan coding bukanlah hal yang asing bagi mereka. Namun, belajar menjadi seorang wirausaha/perintis startup seperti yang banyak menjadi aspirasi generasi milenial, membutuhkan kemampuan yang lebih dari teknologi. Mereka perlu mempelajari serta menguasi berbagai softskill yang juga menjadi faktor penentu seperti cara menyusun bisnis model yang tepat sasaran, pemilihan masalah dan solusi yang akan dijawab menggunakan teknologi, pengelolaan keuangan untuk bisnis, hingga kemampuan presentasi di depan para investor. Dan hal-hal tersebutlah yang menjadi daya tarik program PermataYouthPreneur. Apalagi tema yang dibawa spesifik pada “Inovasi Fintech Menuju Industri 4.0.” topik yang memang saat ini sedang hangat.

Program PYP ini juga mendapat respon yang positif. “Kami mengapresiasi upaya PermataBank yang memberikan pengetahuan dan ketrampilan khususnya pelatihan bisnis digital bagi siswa/i vokasi dari beberapa SMK. Semoga upaya bersama ini dapat mendorong tumbuhnya perusahaan startup baru yang mampu bersaing dalam era perdagangan digital dan OJK sebagai regulator di sektor jasa keuangan akan tetap menjaga seluruh industri keuangan terus tumbuh, sehat dan berdaya saing agar dapat mendorong demand for credit dari perusahaan startup baru tersebut,” ujar Sondang Martha Samosir, Kepala Departemen Literasi & Inklusi Keuangan, OJK.  

“Program PermataYouthPrenuer ini sejalan dengan semangat Direktorat Pembinaan SMK dalam melahirkan para wirausahawan muda. Pengembangan minat kewirausahaan pada siswa SMK dipandang strategis untuk menyiapkan generasi mendatang yang produktif dan berkarakter. Selain bekerja di industri atau melanjutkan studi di jenjang pendidikan tinggi, lulusan SMK juga didorong menjadi wirausaha kreatif. Dan sebagai bentuk komitmen kami, para pemenang PYP 2019 akan mendapatkan Beasiswa Prestasi dari Kemendikbud,” ujar Saryadi Guyatno, S.T., M.B.A – Kepala Subdit Penyelarasan Kejuruan dan Kerjasama Industri PSMK Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Ragam Aplikasi

Melalui PermataYouthPreneur, mereka tekun melakukan riset di sekeliling mereka untuk memahami masalah finansial apa yang dapat dijawab menggunakan teknologi. Ide-ide yang masuk pun beragam dan tak kalah inovatifnya dari permasalahan di sekitar sekolah, pengelolaan tabungan dan uang jajan, sampai solusi untuk produk pertanian.

Ada aplikasi “Bayarin-Siap” dari SMK Telkom Purwokerto yang menjawab masalah sulitnya menarik uang kas kelas dan mencari uang kembalian di kantin dengan sistem barcode. Aplikasi V-LUP yang ‘panen’ begitu banyak fitur untuk membantu petani distribusi hasil panen. Sebut saja, fitur laporan kondisi tanaman dan siram otomatis menggunakan teknologi Internet of Things (IoT), hingga toko daring e dan kurir untuk memudahkan petani berinteraksi langsung dengan konsumennya.  

“Dengan begitu petani dapat meningkatkan harga hasil panen mereka karena konsumen akan yakin bahwa hasil panen dari petani benar-benar berkualitas dan terjamin gizinya. Tentunya tidak kalah dengan produk impor. Serta masalah finansial petani akan teratasi pula karena petani dapat dengan mudah menjual hasil panen nya pada toko online yang ada di aplikasi,” jelas Mbois Team, pencipta aplikasi.

Disabilitas Melek Digital

Yang spesial dari program PYP tahun ini, adanya kesempatan bagi siswa penyandang tuna netra untuk mempelajari dan menyelesaikan berbagai tugas yang setara dengan teman-teman peserta lainnya. Ada tim Ronation (Rotan, Nabil, Tyon) dari Sekolah Khusus Islam Terpadu Yaspin Tangsel yang menciptakan ide produk Be4Us. Aplikasi ini dapat dimanfaatak oleh komunitas penyandang disabilitas dalam melakukan penggalangan donasi melalui dompet digital. Setelah berdonasi, donatur akan mendapatkan reward prakarya  sesama penyandang disabilitas lainnya. Impian untuk merealisasikan ide ini begitu besar, dan melalui PYP satu per satu mereka memahami tahapan yang harus dilalui untuk mewujudkan impian mereka menciptakan product tekfin yang memiliki nilai sosial.

Melihat animo dan semangat dari siswa/i SMK peserta program PYP ini, CEO Arkademy, Alfa Putra Kurnia mengatakan, “Hal yang menarik tentang PYP adalah, talent yang dididik merupakan siswa/i jaringan Arkademy dan PYP dari berbagai kota, yang ternyata memiliki potensi untuk di-upgrade dengan kemampuan dan pengetahuan standard industri terkini”.