Find Us On Social Media :

Rencana Strategis LinkAja: Punya 10 Juta Pengguna dan Go Global

By Adam Rizal, Minggu, 5 Mei 2019 | 15:30 WIB

Layanan dompet digital milik operator seluler Telkomsel T-Cash resmi bertransformasi menjadi LinkAja.

Menteri BUMN Rini Soemarno menargetkan jumlah masyarakat yang bertransaksi menggunakan platorm LinkAja mencapai 10 juta pengguna.

"Target 10 juta itu bukan hanya yang men-download, tapi juga bertransaksi," kata Rini.

Rini berharap LinkAja menjadi alat pembayaran digital yang tidak hanya bersaing di dalam negeri namun juga di tingkat global.

"Kita sinergi agar menjadi besar, kalau perlu menjadi 'go trans global', jadi kita menjadi salah satu pembayaran digital global," ujar Rini.

Rini mengatakan alat pembayaran digital ini dapat menjadi kebanggaan bagi Indonesia dengan memanfaatkan sinergi BUMN yang makin solid dan kuat.

Dengan sinergi itu, ia berharap LinkAja bisa menjadi alat pembayaran digital yang memudahkan bagi konsumen dan BUMN dalam memberikan layanan publik.

"Saya betul-betul menekankan, harus ada sistem pembayaran digital yang dimiliki bangsa untuk memudahkan konsumen dan BUMN," katanya.

Sebelumnya, Rini mengatakan LinkAja tidak boleh kalah bersaing dengan aplikasi layanan keuangan elektronik lain yang sudah beredar di tengah masyarakat.

Awalnya LinkAja hanya menyasar pegawai BUMN dan diharapkan juga bisa menyebar dan digunakan oleh berbagai kalangan masyarakat Nusantara.

LinkAja juga mengincar generasi milenial yang dinilai lebih mudah dalam menyerap beragam kemajuan teknologi yang terus termutakhirkan dengan cepat.

Saat ini diperkirakan sudah mencapai hingga sekitar 25 juta aplikasi LinkAja yang telah diunduh oleh para penggunanya.

Terkait sejumlah keluhan penggunaan LinkAja, Rini menyatakan aplikasi tersebut akan terus dibenahi untuk meningkatkan kualitas layanan.

Hasil Kolaborasi

LinkAja adalah layanan keuangan elektronik berbasis quick response code (QR code) yang merupakan gabungan layanan pembayaran elektronik dari beberapa badan usaha milik negara (BUMN), seperti T-Cash milik Telomsel dan Mandiri e-Cash.

Rini menyatakan keuntungan seluruh BUMN secara total per tahun telah lebih dari Rp200 triliun. Hal itu meningkat pesat dari ketika pertama dirinya dilantik memimpin Kementerian BUMN pada 2014.

"Saat pertama ditunjuk sebagai Menteri BUMN, keuntungan BUMN Rp143 triliun. Dengan kerja keras berbagai BUMN, sekarang 2018 untungnya di atas Rp200 triliun, jadi terima kasih semua," kata Rini.

Menurut Rini, tidak mungkin seluruh BUMN bisa mencapai jumlah keuntungan yang sangat besar tersebut kalau bukan karena kerja keras dari berbagai BUMN. Selain itu, sinergi BUMN juga dinilai membantu.

Rini berharap keuntungan total BUMN bisa mencapai lebih dari Rp500 triliun. Menurut dia, hal itu juga menjadi tanggung jawab dari generasi millennial mendatang.

"Kita semua keluarga besar BUMN, karena itu harus selalu bersatu dan selalu saling menjaga," ujarnya.

Sebelumnya, Kementerian BUMN baru merayakan HUT ke 21 tahun dengan capaian yang makin solid dan mampu mendukung proses transformasi ekonomi Indonesia.

Hingga Desember 2018, total aset BUMN telah mencapai Rp8.092 triliun dengan total ekuitas Rp2.479 triliun dan mampu memberikan kontribusi ke APBN sebesar Rp487 triliun dan laba sebanyak Rp200 triliun.