Find Us On Social Media :

Indonesia Butuh 650 Ribu Tenaga Kerja Digital Tiap Tahun

By Adam Rizal, Rabu, 8 Mei 2019 | 17:00 WIB

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara

Indonesia membutuhkan 650 ribu "digital talent" atau tenaga kerja digital setiap tahunnya karena Indonesia mengalami kesenjangan bakat digital sekitar 9 juta orang.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengatakan pemeritah membuka program "Digital Talent Scholarship 2019" yakni beasiswa untuk peningkatan keterampilan dan daya saing sumber daya manusia (SDM) Indonesia di bidang teknologi informasi dan komunikasi.

"Tahun 2019 dibuka pendaftaran 25 ribu bagi calon penerima beasiswa," kata Rudiantara.

Pemerintah juga meluncurkan program yang sama di tahun 2018 untuk 1.000 talenta yang menguasai keahlian digital, guna mendukung visi Indonesia untuk menjadi negara ekonomi digital terbesar pada tahun 2030.

Selain itu, Program Digital Talent Scholarship bertujuan untuk menyediakan talenta yang dibutuhkan dalam Revolusi Industri 4.0 dan menyediakan tenaga kerja yang siap dengan perkembangan dunia digital.

"Kami bicara dengan (perusahaan) Cisco, mereka ada di Indonesia, saat merekrut teknisi mereka merasa prihatin tidak ada orang-orangnya," cerita Rudiantara.

Rudiantara meminta perusahaan digital di Indonesia untuk tidak perlu mengambil tenaga kerja dari luar karena biayanya akan lebih mahal. Padahal, tenaga kerja di Indonesia juga sudah mulai tersedia.

"Kita punya anak-anak yang mempunyai kapasitas jika mereka diberikan fasilitas peningkatan sumber daya manusia," ujarnya.

Rudiantara menyatakan Kominfo bukan regulator di bidang pendidikan, sehingga pengembangan SDM khususnya digital talent menggunakan perguruan tinggi untuk pengembangan silabus dan mentor serta silabusnya menggunakan Global Technology Company.

Digital Talent Scholarship 2019

Program Digital Talent Scholarship 2019 memberikan kesempatan kepada 25 ribu peserta untuk mengikuti pelatihan yang dikemas dalam empat akademi. Setiap akademi memiliki kriteria tertentu bagi para pesertanya.

Akademi itu yakni Fresh Graduate Academy (FGA), yang ditujukan bagi lulusan D3, D4 dan S1 bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK) atau yang terkait. Program itu juga terbuka bagi penyandang disabilitas.