Berdasarkan tiga penelitian yang dilakukan oleh Google dan 1 penelitian dari Canalys, menunjukkan bahwa perjalanan konsumen untuk membeli sebuah smartphone baru memakan waktu hingga 14 hari.
Yudistira Adi Nugroho, Sr. Tech & Telco Industry Analyst, Google Indonesia, mengatakan bahwa sebagian besar perjalanan yang dilakukan konsumen ini dimulai secara daring seperti mencari informasi spesifikasi, mengkomparasi dengan smartphone lainnya, dan melihat video-video review smartphone yang ada di Youtube.
Meski informasi didapatkan secara daring, lantas tidak membuat konsumen melakukan pembelian juga secara daring.
“71% pembeli smartphone Indonesia beralih ke Google Search ketika mereka mulai membandingkan smartphone, 69% di antaranya memutuskan membeli di toko ritel,” ujar Yudistira, dalam acara Google Think Telco, di Jakarta, Rabu (08/05/19).
Yudistira juga menjelaskan, bahwa 81% konsumen mempertimbangkan setidaknya dua merek ketika mereka mulai mencari-cari smartphone baru di Google Search.
Baca Juga : Bos Redmi Bocorkan 3 Fitur Terbaru Ponsel Flagship-nya, Apa saja?
Menurut penelitian Google di tahun 2018 yang bertajuk “Android Path to Purchase”, mengungkapkan bahwa pertimbangan utama konsumen ketika membeli smartphone baru adalah kecepatan dan kinerja smartphone.
Di Indonesia sendiri, konsumen utamanya mencari smartphone dengan melihat dari sisi kecepatan (87%), daya tahan baterai (83%), dan memory storage (81%).
Masih berdasarkan penelitian dari Google, diungkapkan bahwa sekitar 55% konsumen merasa kewalahan dengan banyaknya pilihan smartphone yang ada di pasaran.
Selain itu, 50% dari pembeli smartphone baru umumnya memilih merek yang berbeda dari yang mereka miliki sebelumnya, hal ini memberikan peluang besar bagi para pemasar.
Baca Juga : Samsung Segera Luncurkan Galaxy A80 dengan Kamera Putar di Indonesia
“Pembeli tidak hanya mengganti merek smartphone mereka, 2 dari 5 pembeli juga mengganti simcard provider ketika membeli smartphone baru. Hal ini menggarisbawahi pentingnya bundling promosi antara produsen smartphone dengan penyedia jasa telekomunikasi,” kata Yudhistira.
Saat ini, pasar smartphone Indonesia adalah yang paling cepat berkembang di Asia Tenggara. Pada tahun 2018 lalu, jumlah pengirimannya saja naik 17% lebih banyak daripada tahun 2017.
Baca Juga : Industri 4.0 Buka Peluang RI Jadi Ekosistem Bisnis IoT Senilai Rp444 T