Find Us On Social Media :

Review ASUS ZenFone Max Pro (M2): Lebih Tangguh untuk Gaming

By Dayu Akbar, Senin, 27 Mei 2019 | 08:00 WIB

Selain meluncurkan ROG Phone untuk gamer hardcore, Asus juga meluncurkan smartphone gaming yang bidik kelas menengah melalui seri ZenFone Max Pro (M2). Sebagai suksesor dari ZenFone Max Pro (M1), seri ini menawarkan performa lebih kencang, bodi lebih tangguh, serta baterai lebih tahan lama.

Dari sisi desain, bagian kover belakang ZenFone Max Pro (M2) menggunakan material dengan tampilan mirip kaca. Untuk bagian layar, ponsel pintar ini memiliki ukuran diagonal sebesar 6,3 inci dengan resolusi FHD+ serta rasio aspek 19:9. Menariknya, layar tersebut menggunakan lapisan pelindung Gorilla Glass 6 yang menjadikannya sebagai perangkat menengah pertama yang menggunakan teknologi pelindung layar canggih tersebut.

Bertajuk Next-Generation Gaming, seri ini dipersenjatai dengan prosesor Snapdragon 660 yang dibangun menggunakan technology node 14 nm. SoC tersebut sudah dilengkapi dengan AI Engine untuk performa AI yang lebih lancar. Terdiri dari tiga varian yang dibedakan berdasarkan kapasitas memori utama dan media simpan, unit yang kami uji memiliki memori utama 4 GB dan penyimpanan 64 GB. Demi menegaskan peruntukannya yaitu gamer mainstream, ZenFone Max Pro (M2) bekerja sama dengan gim Free Fire yang ditandai dengan gambar latar serta terpasangnya gim tersebut secara pre-installed.

Dengan spesifikasi yang digunakan, ZenFone Max Pro (M2) ini sudah mumpuni untuk menjalankan berbagai gim populer yang ada di Google Play Store. Paling tidak, hal ini yang terlihat saat kami memainkan beberapa di antaranya seperti Free Fire, Mobile Legends: Bang Bang, PUBG Mobile, AOV, PES 2019, dan Asphalt 9. Bahkan pada tiga gim pertama, kami menggunakan pengaturan grafis pada pilihan tertinggi, dan semua berjalan lancar.

Sebagai penopang saat bermain gim yang rakus konsumsi listrik, ZenFone Max Pro (M2) menggunakan baterai berkapasitas 5.000 mAh. Sayangnya, kami tidak bisa mendapatkan skor baterai menggunakan PCMark for Android yang menjadi standar pengujian kami. Ketika digunakan untuk aktivitas sehari-hari, termasuk mengaktifkan data seluler dan bermain gim, baterai masih bisa bertahan sampai hari berikutnya. Sayangnya, ZenFone Max Pro (M2) yang diuji tidak mendukung fitur fast charging sehingga pengisian baterai terbilang lama.

Sebagai ponsel pintar di kelas menengah, kameranya terbilang baik. Dengan hadirnya dua kamera di belakang, Anda bisa memanfaatkannya untuk mendapatkan hasil foto dengan bokeh maupun menambahkan stiker AR. Untuk bokeh, Anda bisa mengatur tingkat keburaman latar sebelum ataupun sesudah mengambil foto.

Meski kamera depan hanya satu, tetapi bisa pula digunakan untuk mengambil foto dengan bokeh. Bedanya, Anda tidak bisa mengatur tingkat keburaman secara manual. Selain itu memang bokehnya terlihat tidak semulus hasil kamera belakang. Bagi penyuka swafoto, terdapat preset pada mode beauty serta pengaturan manual untuk pilihan soften dan whiten. Meski kelemahan khas kelas menengah—yakni kemampuan menangkap gambar di kondisi cahaya minim yang kurang baik—tetap hadir.

Aplikasi kamera memang tidak banyak menyediakan pilihan fitur. Untungnya tersedia pilihan Pro yang memungkinkan untuk mengatur secara manual nilai AF, shutter speed, ISO, exposure value, dan white balance. Fitur untuk video juga tidak banyak, tidak terdapat pilihan slow- motion ataupun time-lapse, tetapi Anda bisa merekam video sampai resolusi 4K.

Kompartemen ini menyenangkan untuk yang ingin memasang dua kartu SIM dan satu kartu micro-SD sekaligus. Pasalnya, dukungan terhadap kartu micro-SD yang disediakan bukanlah hibrida.

Kami menyukai adanya pilihan untuk mengatur secara manual tingkat keburaman sebelum ataupun sesudah foto diambil untuk mendapatkan bokeh yang tepat.

Hasil uji