Find Us On Social Media :

Mengapa WHO Menganggap Kecanduan Video Game adalah Gangguan Mental?

By Adam Rizal, Selasa, 28 Mei 2019 | 15:30 WIB

WHO: kecanduan game adalah gangguan mental

Konteksnya menjadi berbeda jika Anda seorang pemain video game profesional "Jika pekerjaan Anda adalah bermain 12 jam per hari, namun bisa membayar tagihan, tetap berkumpul bersama teman, dan mempunyai hubungan sosial, maka itu bukan kecanduan," tambahnya.

Protes Industri

Akan tetapi, masuknya kecanduan game sebagai gangguan mental membuat industri game meradang. Seo Hyun-il, juru bicara Korea Association of Game Industry menyebut tindakan WHO ini akan menimbulkan persepsi negatif tentang video game. "Jika video game dianggap seperti obat terlarang, siapa yang akan membolehkan anaknya bermain game atau masuk ke industri game?" ungkap Seo Hyun-il.

Kekhawatiran Seo Hyun-il ini menjadi wajar karena Korea Selatan adalah ekportir video game nomor lima terbesar di dunia. Tahun ini, nilai bisnis video game Korea Selatan sekitar US$11,7 miliar. 

Akan tetapi, Dr. John Jiao menyebut, langkah WHO ini akan membantu mereka yang benar-benar kecanduan video game. "Dengan begitu, mereka dapat berkonsultasi dengan dokter atau psikiater" ungkap John.

Dan karena sudah dianggap bagian dari kecanduan, pihak asuransi berkewajiban menanggung biaya dari konsultasi tersebut sehingga korban kecanduan game bisa mendapat penanganan semestinya.