Huawei harus memupus atau setidaknya menunda ambisinya menjadi vendor ponsel nomor satu pada 2020.
Sebab, kabar terbaru justru menyebut vendor ponsel China itu memangkas jumlah produksi ponselnya.
Sumber dalam yang akrab dengan hal ini mengatakan, Foxconn, pemasok beberapa komponen Huawei dan beberapa smartphone vendor lain, menyetop beberapa lini produksinya.
Hal ini dilakukan sesuai permintaan Huawei yang memangkas jumlah produksi ponsel baru mereka.
Para vendor smartphone memang memiliki fleksibilitas untuk menjadwalkan produksi mereka, kapan akan ditingkatkan maupun diturunkan, sesuai permintaan perusahaan.
Khusus kasus Huawei ini, belum diketahui apakah penyetopan ini bersifat sementara atau akan berlangsung lebih lama.
Konon, Foxconn sempat melakukan rekrutmen besar-besaran karena ambisi Huawei untuk meningkatkan penjualan seperti dikutip South China Morning Post.
Memang, hingga kuartal pertama 2019 (Januari - Maret), Huawei mendapatkan untung besar dari penjualan ponsel.
Periset pasar Gartner mencatat, market share Huawei mencapai 15,7 persen, naik dari periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai 10,5 persen.
Huawei bahkan membuat vendor ponsel andalan AS, Apple kewalahan dan merosot ke nomor tiga daftar vendor ponsel global terbesar. Gartner mengungkap market share Apple turun ke angka 11,9 persen di kuartal I-2019.
Setelah menggeser Apple dan menduduki posisi kedua pangsa pasar, Huawei sempat sesumbar ingin melakukan hal yang sama dengan Samsung, yang hingga saat ini kokoh merajai industri ponsel dunia.
Agaknya, Huawei harus menelan ludahnya sendiri setelah Presiden Donald Trump memasukkannya ke daftar hitam (entity list) yang membuat bisnis Huawei terseok.
Kebijakan tersebut membuat perusahaan-perusahaan teknologi AS memutuskan kemitraan bisnisnya dengan Huawei, seperti Google, Microsoft, dan Intel.
Saat ini, Huawei dan Honor, sub-brand Huawei, sedang melakukan evaluasi dan mempertimbangkan kembali ambisinya menjadi vendor ponsel nomor wahid.
"Karena situasi terbaru yang sedang terjadi (pemblokiran oleh AS), sangat dini untuk mengatakan apakah kami bisa mencapai tujuan (menjadi vendor ponsel nomor satu)," ujar Presiden Honor (Zhao Ming) saat media briefing peluncuran Honor 20 series di Shanghai.
Namun, saat ditanya soal pemangkasan produksi ponsel, Zhao mengaku tidak tahu masalah tersebut. Ia juga tidak menjawab apakah bisnis Honor mengalami kesulitan di pasar global setelah pembatasan bisnis yang dilakukan AS.
"Semua kesulitan membuat kami kuat, baik secara mental maupun tindakan," pungkasnya.