“No one is left behind.” Semangat inklusif itu yang mendorong kehadiran organisasi WAPA di Subang. WAPA atau Warga Peduli HIV/AIDS bertempat di Desa Sukareja, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Subang.
Secara geografis, Desa Sukareja berada di wilayah strategis wilayah Pantura Subang yang dapat menjangkau permasalahan HIV/AIDS di sekitar daerah tersebut.
Daerah Subang yang dilewati jalur Pantai Utara atau Pantura ini merupakan wilayah di Jawa Barat yang memiliki angka penularan HIV/AIDS yang tinggi.
Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Subang menyebutkan bahwa dari tahun 1999 sampai dengan Juni tahun 2018 terdapat total pengidap HIV/AIDS sebanyak 1766 orang.
Dengan jumlah kasus sebanyak ini, Subang menempati posisi keenam tertinggi kasus HIV/AIDS dari 27 Kabupaten Kota di Jawa Barat.
Dari data yang ada, profesi WPS (Wanita Pekerja Seks) adalah angka tertinggi yang mengidap dan menularkan virus mematikan ini.
Salah satu tempat persebarannya terdapat di wilayah Pantura yang merupakan salah satu tempat lokalisasi di Jawa Barat yang termasuk dalam wilayah Kabupaten Subang.
Di sepanjang jalan mulai dari Cikampek, perbatasan Karawang hingga Subang berdiri banyak kafe dan tempat makan yang menawarkan hiburan malam serta pelayanan seks.
Di wilayah ini tercatat sebanyak lebih dari 50 titik lokalisasi dan angka pengidap HIV/AIDS di wilayah Pantura mencapai angka 300 orang.
Konon katanya lokalisasi di sepanjang Pantai Utara Jawa ini sudah ada sejak zaman kolonial Belanda. Hal inilah yang menjadi salah satu penyebab tingginya angka penularan HIV/AIDS di Subang yang ditularkan melalui kegiatan seks bebas yang beresiko (prostitusi).
Berdasarkan permasalahan tersebut PT Pertamina EP Asset 3 Subang Field menginisiasi program bernama PANTURA (Pasukan Anti Penularan HIV/AIDS) yang bergerak dalam bidang penanggulangan penyebaran HIV/AIDS, pengobatan ODHA, dan pemberdayaan.
Program ini dijalankan oleh WAPA, yang merupakan realisasi konkrit dari antusiasme warga Desa Sukareja untuk membantu menyelesaikan permasalahan HIV/AIDS di sekitar mereka.
Antusiasme inilah yang membuat terwujudnya sebuah organisasi WAPA yang hadir di tengah-tengah wilayah Pantura yang berfungsi sebagai agen penyelamat pencegahan penularan virus HIV/AIDS.
Ada tiga pilar utama program Pantura, yaitu Kisah Pantura (Klinik Sahabat Pantura), Kasih Pantura (Kampung Edukasi Pencegahan HIV/AIDS), dan Oemah Ngariung (outlet untuk pusat kegiatan ekonomi warga pengidap HIV/AIDS).
Kisah Pantura memiliki beberapa kegiatan yang fokus pada penyediaan akses pelayanan kesehatan bagi ODHA (orang dengan HIV/AIDS), di antaranya tes VCT (voluntary counselling and testing), ARV (Pengobatan dan pendampingan kesehatan ODHA), dan konseling.
Untuk yang terakhir, WAPA sebagai binaan CSR PT Pertamina Asset 3 Subang Field juga menyediakan kegiatan konseling untuk ODHA via online yang siap melayani kapan saja.
Sementara itu, Kasih Pantura (Kampung Edukasi Pencegahan HIV/AIDS) memiliki beberapa kegiatan yang berkaitan dengan edukasi, seperti sosialisasi, pembuatan saung edukasi, dan taman sentra informasi.
Tujuan utamanya untuk mengedukasi masyarakat di sekitar wilayah Pantura tentang pencegahan penularan HIV/AIDS yang harus dipahami setiap orang.
Kampung edukasinya didirikan di Desa Sukareja untuk menjadi kampung edukasi percontohan di daerah Pantura. Harapannya agar dapat direplikasi di desa lainnya dan menjadi program berkelanjutan.
Sedangkan bentuk sosialisasinya bermacam-macam, seperti mural yang edukatif. Tim CSR Pertamina EP Asset 3 Subang Field mengadakan lomba pada April 2018 untuk mencari 50 muralist terbaik di Indonesia untuk menghias Desa Sukareja dengan mural bertemakan pencegahan HIV/AIDS.
Selain itu, pusat pembelajaran pencegahan HIV/AIDS juga dilaksanakan di saung edukasi yang diisi dengan modul dan materi-materi pembelajaran tentang pencegahan penularan HIV/AIDS.
Saung edukasi yang dilengkapi dengan taman sentra informasi menjadi tempat pusat pembelajaran dengan nama Kampung Edukasi pencegahan HIV/AIDS di Desa Sukareja.
Selanjutnya, Oemah Ngariung didesain sebagai tempat usaha mandiri, seperti mini market dan angkringan, bagi WAPA dan ODHA binaan yang ingin berwirausaha.
WAPA juga menyediakan website untuk memasarkan produk-produk hasil kerajinan WAPA dan ODHA serta produk binaan CSR PT Pertamina Asset 3 Subang Field lainnya. Sebelumnya, WAPA dan ODHA dibekali melalui pelatihan keterampilan dan kerajinan tangan terlebih dahulu.
Mengusung konsep kewirausahaan sosial, keuntungan dari unit usaha mandiri ini disisihkan sebesar 10% untuk digunakan dalam kegiatan pencegahan penularan HIV/AIDS oleh WAPA Pantura.
Program Pantura sudah menjangkau 3 kecamatan di wilayah Pantura, yaitu Kecamatan Patokbeusi, Pamanukan, dan Sukasari.
Lebih dari 6.000 orang telah menerima penyuluhan terkait pencegahan HIV/AIDS, dan 50 orang menerima bantuan ARV, serta tes VCT yang menjangkau 558 orang.
Kegiatan rutin program Pantura ini membawa dampak positif di Subang. Levi, seorang waria yang berstatus ODHA, menuturkan bahwa ia berterima kasih kepada Pertamina yang sudah mendukung kegiatan WAPA.
“Ini membantu saya dan teman-teman yang positif HIV, karena beberapa yang sakit tidak ada biaya untuk pengobatan. Dan, ini sangat membantu sekali,” ujar Levi.
Melalui program Pantura, pesan dari WAPA jelas: jangan jauhi orang yang mengidap penyakitnya, namun jauhilah penyakitnya. “No one is left behind.”