Find Us On Social Media :

Camp Bell II Edu Park: Wisata Edukatif nan Inovatif di Boyolali

By Administrator, Minggu, 30 Juni 2019 | 10:00 WIB

Ilustrasi Camp Bell II Edu Park di Boyolali

Pengunjung kawasan Camp Bell II dapat melihat edukasi peternakan sapi yang mampu mengolah produk olahan susu dan mengubah limbah kotoran sapi menjadi energi terbarukan, yaitu biogas.

Biogas yang dihasilkan digunakan menjadi sumber energi untuk penerangan kawasan agrowisata, serta digunakan sebagai energi alternatif untuk memasak beragam produk susu yang dihasilkan peternakan.

Produk olah susu yang dihasilkan lalu dipasarkan ke berbagai instansi di Kabupaten Boyolali. Omset yang dihasilkan mencapai hingga 3,2 juta per bulan.

Untuk menghijaukan kawasan edu park, Pertamina bersama warga menanam Buah Naga yang kemudian buahnya diolah menjadi produk karaks tanpa boraks yang dapat dinikmati oleh para pengunjung di lokasi atau dibawa pulang menjadi oleh-oleh.

Wahana lain yang menarik untuk dikunjungi adalah Pengolahan Sampah Terpadu Organik dan Anorganik.

Pengunjung dapat melihat langsung proses pengolahan sampah organik menjadi kompos dan sampah anorganik, berupa plastik, menjadi Bahan Bakar Alternatif (BBA) dengan menggunakan mesin Petik Jami.

Kawasan edukasi yang menganut prinsip "zero waste" ini menggunakan BBA menjadi sumber energi untuk mesin pencacah sampah organik.

Sampai akhir 2018, mesin Petik Jami telah berhasil mengubah 3,6 ton sampah plastik menjadi 1800 liter BBA/tahun.

Sejumlah 24 ton sampah organik pun telah diolah dan dimanfaatkan hingga menghasilkan potensi omset sebesar Rp 48 juta/tahun.

Program tersebut sangat mendorong pertumbuhan ekonomi di Desa Tawangsari, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali.

Operation Head TBBM Boyolali, Soeprijantoro, berharap dengan keberadaan Camp Bell II ini Desa Tawangsari yang termasuk dalam kawasan Ring I TBBM Boyolali ini bisa berkiprah menjadi desa mandiri pada 2021.

Bupati Boyolali, Seno Samudro, mewakili pemerintah daerah mengapresiasi langkah Pertamina ini.

“Kami harapkan desa wisata ini dapat menjadi contoh bagi desa desa lainnya untuk berdaya dan bangkit,” jelas Seno.

Selesai mengunjungi taman wisata ini, wisatawan dapat melepas penat dengan mencoba aktivitas river tubing yang berada di desa yang sama.

Wisata yang baru diresmikan pada tahun 2017 ini memiliki rute mulai dari Sungai Dukuh Pojok, Desa Dlingo, hingga Ngebrak, Desa Tawangsari.

Pengunjung dapat merasakan sensasi menyusuri sungai yang memiliki kedalaman satu sampai dua meter dengan ban mobil selama dua jam.