Find Us On Social Media :

Masih Besarnya Friksi yang Dialami Konsumen Ketika Berbelanja Online

By Rafki Fachrizal, Jumat, 19 Juli 2019 | 12:00 WIB

Ilustrasi Belanja Online

Facebook merilis hasil penelitian industri terbarunya yang bertajuk ”Zero Friction Future," atau yang bila diartikan “Masa Depan Tanpa Hambatan.”

Penelitian ini mengungkapkan bahwa masih besarnya friksi yang ditemui oleh konsumen ketika berbelanja online.

Akibat friksi ini, diketahui telah berdampak pada hilangnya kesempatan pendapatan bagi pelaku bisnis di Indonesia hingga sebesar US$20 miliar setiap tahunnya.

“Tujuan dari studi ini guna memetakan, memahami, dan mengantisipasi friksi-friksi yang ada di proses belanja konsumen dan bagaimana bisnis dapat mengeliminasi friksi tersebut dengan strategi marketing mobile yang memberikan pengalaman berbelanja yang lebih mudah sehingga dapat memenangkan hati konsumen dan meningkatkan penjualan,” kata Adisti Latief, Marketing Science Lead, Facebook Indonesia, saat konferesi pers di Hotel Sheraton Gandaria City, Jakarta.

Adisti sendiri menjelaskan bahwa alur perjalanan konsumen saat ini sendiri bisa dibilang sangat rumit. Perangkat mobile memiliki peran penting pada setiap fase berbelanja yang dilakukan konsumen.

“Namun, kami melihat belum semua pelaku bisnis siap untuk memenuhi ekspektasi konsumen. Akibatnya banyak konsumen yang berhenti di tengah berbagai fase belanjanya, dan inilah yang dimaksud dengan friksi, sebuah hambatan yang menyebabkan konsumen meninggalkan fase belanjanya dan membuat bisnis kehilangan pendapatannya,” ujar Adisti.

Baca Juga: Teknologi Qualcomm ini Bakal Digunakan untuk Memantau Ponsel Ilegal

Studi Zero Friction Future mengungkap bahwa 94% dari konsumen di Indonesia menemukan friksi dalam setiap fase berbelanja online, dan 54% diantaranya tidak menyelesaikan pembelian karena friksi tersebut.

“Untuk beberapa industri kunci berbasis digital seperti industri perjalanan dan e-commerce, studi ini menunjukkan bahwa mereka dapat meningkatkan pendapatan tahunan sebesar US$9,12 miliar untuk industri perjalanan dan US$4,38 miliar untuk industri e-commerce jika friksi dapat dihilangkan. Inilah alasan mengapa kami meluncurkan studi Zero Friction Future. Besar harapan kami hasil studi ini dapat membantu pelaku bisnis di Indonesia untuk mencapai kesuksesan dengan memahami dampak keseluruhan dari friksi dan cara untuk menanggulanginya,” jelas Adisti.

Penelitian ini disusun berdasarkan riset dan survei yang dilakukan oleh Boston Consulting Group (BCG) dan Growth for Knowledge (GfK) di berbagai sektor industri di Asia Pasifik, termasuk Indonesia.

Studi Zero Friction Future dilakukan dari bulan September hingga Oktober 2018 yang diikuti oleh 1.600 konsumen Indonesia, meliputi pengguna smartphone dengan kisaran umur 18-54 tahun.

Para pengguna tersebut merupakan orang-orang yang pernah membeli produk atau jasa di platform online maupun offline dari industri jasa keuangan, ritel, e-commerce dan industri perjalanan wisata, serta konsumen yang melakukan pencarian online sebelum melakukan transaksi secara offline.

Baca Juga: Faktor ini Bikin Penjualan Komputer PC Naik di Kuartal Kedua 2019