Find Us On Social Media :

Disindir Nokia 5G-nya Tidak Aman, Huawei Kasih Jawaban Menohok

By Adam Rizal, Rabu, 24 Juli 2019 | 15:30 WIB

Mengapa Negara-negara di Asia Tenggara Tak Termakan Hasutan Trump untuk Blokir Huawei?

Perusahaan telekomunikasi asal Tiongkok Huawei mendapatkan perlawanan dari berbagai negara ketika ingin memasarkan produk-produk 5G-nya. Negara adi kuasa Amerika Serikat (AS) pun telah membekukan bisnis Huawei di AS.

Negara-negara sekutu AS seperti Jepang, Australia, Selandia Baru dan beberapa negara di Eropa Barat juga menolak kehadiran jaringan 5G Huawei di negaranya. Alasannya, jaringan dan produk Huawei sangat berbahaya bagi keamanan nasional.

Melihat situasi bisnis 5G Huawei yang tertekan, Nokia sebagai kompetitor pun kembali menyindir Huawei. Kebiasaan saling menyerang pendapat kelemahan lawan sudah biasa di dunia teknologi.

CTO Nokia Marcus Weldon mengatakan Huawei tidak bisa menjamin sistem keamanannya karena jaringan Huawei banyak celah keamanannya dan Huawei tidak becus menambal celah keamanan tersebut.

"Jaringan dan peralatan 5G Huawei sangat cacat jelas," katanya ketika berbicara tentang masalah 5G dalam sebuah wawancara dengan media Inggris.

Marcus pun setuju dengan tindakan AS terhadap Huawei karena tindakan keras AS terhadap Huawei telah menjadikan pasar adil. Tentunya, pendapat CTO Nokia itu cepat menimbulkan kontroversi.

Huawei Membalas

Tak tinggal diam, Huawei langsung menyerang balik pernyataan CTO Nokia. Huawei menegaskan bahwa Huawei tidak berjudi, melainkan membuat fakta.

Huawei membantah argumen CTO Nokia yang menyiratkan peralatan Huawei tidak aman. Huawei menjelaskan keamanan produknya telah diuji secara menyeluruh oleh agen pihak ketiga kelas dunia dan tunduk pada inspeksi keamanan paling ketat di dunia yaitu Pusat Keamanan Cyber Nasional Inggris.

Huawei balik bertanya apakah pihak lain termasuk Nokia berani memberikan kode sumber untuk pengujian yang sama.

Kedua, Huawei menolak klaim Marcus bahwa Huawei menikmati keuntungan modal yang tidak adil.

"Pembiayaan Huawei transparan, sederhana dan adil, serta telah diaudit oleh KPMG. Sedangkan tekanan dari AS belum membuat pasar lebih adil," kata Huawei seperti dilansir situs Huawei.