Microsoft kembali menggelar sayembara berhadiah miliaran rupiah untuk pemburu lubang keamanan (bug hunter) di ajang konferensi keamanan siber Black Hat 2019 di Las Vegas, Amerika Serikat.
Microsoft menantang para bug hunter untuk menjebol layanan infrastruktur cloud Azure. Jika berhasil, Microsoft akan memberikan hadiah sebesar USD300 ribu atau sekitar Rp4,2 miliar.
"Para peneliti keamanan bisa percaya diri dan menguji Azure secara agresif. Kami mengundang beberapa grup berisi individu bertalenta untuk datang dan mengeluarkan kemampuan terbaiknya dalam menyamai para hacker kriminal (saat berusaha menjebol keamanan Azure)," tulis Kymberlee Price, security manager Microsoft dalam postingan blognya seperti dikutip Forbes.
Microsoft sudah menyiapkan lokasi cloud khusus atau sandbox untuk menjadi tempat uji coba para bounty hunter yaitu Azure Security Lab.
Berbeda dari sandbox pada umumnya, Azure Security Lab memungkinkan para ahli keamanan tak sekadar bisa meriset dan menemukan celah keamanan di Azure tetapi juga bisa mengeksploitasi celah tersebut.
Setelah itu, para peneliti bisa melaporkannya kepada Microsoft.
Selain untuk menguji keamanannya, program ini juga membuat para peserta bisa berinteraksi langsung dengan ahli keamanan Azure, termasuk mendapat akses ke skenario-skenario tertentu yang terus diperbarui setiap kuartalnya.
Sumber Pendapatan
Akhirnya, cloud computing atau komputasi awan Azure milik Microsoft menunjukkan hasilnya.
Melalui laporan keuangan kuartal keempat tahun fiskal terakhir (1 Januari sampai 31 Maret 2019), Microsoft menyatakan bahwa layanan komputasi awan Azure mencatat pendapatan signifikan.
Untuk pertama kalinya dalam tiga tahun terakhir, cloud computing Microsoft, Azure, mencatatkan pendapatan lebih tinggi dari layanan Windows dan Office.
Azure mencatatkan pertumbuhan 64 persen dari kuartal keempat tahun lalu. Sebanyak 64 Persen sumbangan Azure tersebut mampu meningkatkan performa bidang Intelligence Cloud sebesar 19 persen atau sekitar US$11,4 miliar untuk Microsoft.
Jumlah ini bahkan lebih tinggi dari bidang Productivity and Business Processes yaitu Microsoft Office, dan Personal Computing, yaitu Windows.
Namun, cloud computing Microsoft tak hanya Azure, termasuk di dalamnya Windows Server, Visual Studio, sampai System Center.
Meski demikian, angka pertumbuhan Azure selama tahun fiskal 2019 terus menurun, dari 76 persen (Q1), 76 persen (Q2), dan 73 persen (Q3).