Find Us On Social Media :

Alasan Bos Facebook Mark Zuckerberg Jadi Orang Paling Berbahaya di Dunia

By Adam Rizal, Rabu, 14 Agustus 2019 | 09:00 WIB

PARIS, FRANCE - MAY 23: Facebook CEO Mark Zuckerberg leaves the Elysee Presidential Palace after th

Sebagai pendiri sekaligus CEO Facebook, Mark Zuckerberg menggenggam kekuatan sangat besar di tangannya, yakni miliaran pengguna yang terhubung lewat jejaring sosial terbesar dunia.

Sebab itulah seorang profesor dari New York University Stern School of Business, Scott Galloway, menyebut Zuckerberg sebagai “orang paling berbahaya di dunia”. Dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg, Galloway menyoroti rencana integrasi Facebook, WhatsApp, dan Instagram.

“Kalau dilihat dari sejarah kita, salah satu langkah kunci menuju tirani adalah seseorang harus mengonsolidasikan media,” ujarnya.

Instagram dan WhatsApp adalah dua layanan populer yang dimiliki oleh Facebook lewat akuisisi, masing-masing pada 2012 dan 2014. Setelah integrasi rampung akhir tahun ini atau awal 2020, para pengguna ketiga layanan akan menghuni infrastruktur yang sama.

Kekuasaan Zuckerberg sebagai raja media sosial pun akan semakin besar, mengingat sejumlah besar orang menggunakan trio Facebook, Instagram, dan Messenger. Menurut Facebook sendiri, lebih dari 2,7 miliar orang di seluruh dunia menggunakan setidaknya salah satu layanan yang dimiliki oleh Facebook tiap bulan.

Apa yang akan dilakukan oleh Zuckerberg dengan kemampuan menjangkau miliaran orang di seantero Bumi itu? Inilah yang dikhawatirkan oleh Galloway, karena apa pun yang dilakukan Zuckerberg akan membawa implikasi besar.

“Bahwa akan ada satu individu menentukan algoritma untuk backbone terenkripsi yang menyambungkan 2,7 miliar orang, adalah sesuatu yang menakutkan, apa pun niatan si individu tersebut,” ujar Galloway.

Pertahanan terselubung Selain itu, menurut Galloway, penggabungan Facebook, Instagram, dan WhatsApp juga bisa berfungsi sebagai pertahanan terselubung, apabila ada kasus anti-trust yang bisa membuat ketiganya kembali dipecah.

Wacana memecah Facebook karena sudah terlalu besar dan berpengaruh belakangan memang sudah mulai mengemuka. Ini di luar rencana penggabungan ketiga layanan karena Facebook sendiri sebenarnya sudah sangat powerful. Salah satu tokoh yang menyuarakan Facebook agar dipecah adalah salah satu pendirinya sendiri, Chris Hughes.

Ide ini ditolak oleh eksekutif Facebook, termasuk Zuckerberg yang mengembangkan Facebook di kampus Harvard bersama Hughes.

Apabila nanti sudah menyatu dengan Instagram dan WhatsApp, lanjut Galloway, upaya pemecahan bisa makin sulit. Facebook dapat berdalih bahwa hal tersebut bisa menumbangkan jejaring sosialnya, sekaligus segala manfaat positif yang dibawa.

Selain itu, Facebook dinilai juga bakal berlindung di balik tameng “jagoan” AS, untuk bersaing melawan raksasa-raksasa media sosial China, macam WeChat hingga Tik Tok. Kalau dipecah, Facebook mungkin tak bisa melawan rival dari Negeri Panda.