Pembocor gadget kenamaan Roland Quandt mengunggah sebuah kicauan di Twitter awal pekan ini.
Dalam kicauannya, dia mencantumkan foto kotak kemasan smartphone Asus yang bertuliskan “Made in Indonesia”.
“Jadi, Asus sudah pasti telah memindahkan sebagian besar ponselnya ke Indonesia,” ujar Quandt.
Di kotak kemasan ponsel tadi tertera pula alamat Asus Computer GmbH di Jerman. Yang menarik, ponsel dalam foto Quandt adalah model flagship Zenfone 6 yang belum mulai dijual di Indonesia sendiri.
Head of PR Asus Indonesia Muhammad Firman membenarkan bahwa ponsel flagship Zenfone 6 memang telah diproduksi di Indonesia sejak bulan Juli 2019 lalu. Namun karena belum memperoleh izin untuk dipasarkan di Tanah Air, Zenfone 6 buatan Indonesia dipasarkan untuk keperluan ekspor terlebih dahulu.
“Kami pasok untuk pasar kawasan lain lebih dulu supaya tidak memenuhi inventori,” ujar Firman.
Kawasan lain yang dimaksud Firman adalah Asia Pasifik dan Eropa, termasuk Jerman tempat Quandt memperoleh Zenfone 6. Sebagian ponsel Asus di dua kawasan ini dipasok dari produksi di Indonesia.
Asus memang telah memindahkan sebagian besar produksi ponsel untuk beberapa tipe dari China ke Batam di Indonesia, di antaranya Zenfone seri Max Pro M1 dan Max Pro M2.
Menurut Firman, pemindahan produksi ini bukan berarti membuat produksi ponsel Asus di China dihentikan dan dialihkan sepenuhnya ke Indonesia. Hanya saja, mayoritas ponsel Asus untuk model di atas sudah lebih banyak diproduksi pabrik di Indonesia.
"Max Pro M1 yang pertama diproduksi dengan jumlah lebih banyak di pabrik Indonesia, dibanding pabrik kami di China tepatnya. Untuk beberapa tipe, jumlah produksinya lebih banyak di Indonesia," lanjutnya.
Indonesia sudah bisa produksi ponsel “flagship” Di Batam, Asus menunjuk PT Sat Nusapersada sebagai vendor yang merakit sebagian besar ponselnya.
PT Sat Nusapersada (PTSN) telah merakit ponsel Asus dimulai sejak model Zenfone 2 hingga sekarang.