Akhirnya, Gojek angkat suara menanggapi pernyataan kontroversial pendiri dan CEO Big Blue Taxi Services Datuk Shamsubahrin Ismail yang keberatan dengan operasional Gojek di Malaysia.
Masalah itu jadi runyam setelah video pernyataan bos perusahaan taksi itu menjadi viral di dunia maya. Dalam video itu, Shamsubahrin menyindir Gojek hanya untuk orang miskin seperti di Jakarta.
Gojek beralasan hanya ingin memberikan solusi berkendara di negeri jiran Malaysia. Gojek pun mengapresiasi pemerintah Malaysia yang telah terbuka untuk memberi lampu hijau agar Gojek bisa beroperasi di Malaysia.
"Fokus kami adalah untuk memberikan dampak sosial seluas-luasnya. Terkait dengan pro dan kontra yang terjadi, pasti ada jalan untuk mencari solusi terbaik buat semua pihak," kata juru bicara Gojek.
"Kami sangat mengapresiasi keterbukaan pemerintah Malaysia atas peluang yang diberikan bagi Gojek untuk dapat beroperasi di Malaysia," ucap Gojek.
Gojek menekankan semangat kolaborasi dengan pemerintah setempat ketika melakukan ekspansi. Saat ini Gojek sudah beroperasi di empat negara yang telah menjadi negara tujuan perusahaan untuk melebarkan bisnisnya.
"Gojek selalu mengutamakan kolaborasi dengan pemerintah setempat dan seluruh pemangku kepentingan di mana kami beroperasi, seperti di Indonesia, Thailand, Vietnam, Singapura," ujar Gojek.
Gojek mengatakan teknologi bisa memberikan penghasilan tambahan, mendukung perkembangan UMKM dan memberikan kemudahan dari sisi transportasi bagi masyarakat.
"Melalui teknologi, Gojek ingin membuka peluang adanya penghasilan tambahan, mendukung pengembangan usaha kecil menengah, serta memberikan manfaat luas kepada para mitra dan pengguna di Asia Tenggara," katanya.
Minta Maaf
Shamsubahrin sendiri telah menyampaikan permintaan maaf atas pernyataannya yang menyulut kecaman di Indonesia.
Sebelumnya Shamsubahrin menolak keras kehadiran ojek online (Gojek) di Malaysia dan menyebut pekerjaan itu hanya cocok buat masyarakat miskin di Indonesia.
"Saya minta maaf atas pernyataan saya yang menyatakan Indonesia miskin. Indonesia selalu di hati saya, termasuk para penduduknya," kata Shamsubahrin.
"Saya mendapat sejumlah pesan yang masuk ke ponsel dari rekan-rekan di Indonesia, dan juga pengemudi Gojek. Kebetulan saya ada di dalam grup WhatsApp pengemudi Gojek dan Grab. Saya harap tidak ada demonstrasi dan hubungan negara tetap baik," ucap Shamsubahrin.
Pernyataan CEO Big Blue Taxi, Datuk Shamsubahrin Ismail, yang menolak Gojek masuk Malaysia serta menyebut Indonesia miskin banyak diprotes. Ia akhirnya melayangkan permintaan maafnya.
Ismail mengklaim ia menyebut Indonesia miskin setelah membaca berita soal kondisi ekonomi Indonesia.
"Indonesia berada dalam hati saya, orang Indonesia di hati saya," katanya dalam konferensi pers dari Malay Mail.
Dia mengakui media sosial dan WhatsApp miliknya dibanjiri oleh protes soal pernyataannya yang kontroversial.
"Saya mendapat banyak pesan langsung di ponsel dari orang Indonesia dan juga driver Gojek," katanya.
"Saya mengeluarkan pernyataan bahwa Indonesia miskin karena laporan dari Indonesia," klaim Ismail.
"Saya minta maaf untuk kesalahan di pernyataan saya, melabeli Indonesia miskin, berdasarkan laporan yang saya terima," imbuh dia. Ismail pun berharap tidak ada aksi demonstrasi terkait perkataannya demi hubungan baik kedua negara.
Sebelumnya, pernyataan Ismail membuat banyak orang Indonesia tersulut emosi, demikian pula pengendara Gojek.
"Kemiskinan di Indonesia terlalu tinggi, gaji tak tinggi. Malaysia tidak bisa seperti itu. Anak muda (Malaysia) bukan miskin, tak datang dari keluarga miskin. Kenapa kita mau menjatuhkan marwah mereka sehingga menjadi tukang Gojek," ujarnya.
Ojol Berdemo
Massa ojek online bakal tetap menggelar aksi demo di Kedutaan Besar (Kedubes) Malaysia di Jakarta meski pemilik perusahaan taksi Big Blue asal Malaysia, Shamsubahrin Ismail telah menyampaikan permintaan maaf atas pernyataannya yang menghina Indonesia dan Gojek.
Presidium Nasional Gabungan Aksi Roda Dua (Garda) Indonesia Igun Wicaksono mengatakan pihaknya bakal menggelar aksi demo pada Jumat (30/8).
Agenda ini maju setelah sebelumnya menyatakan bakal melakukan protes pada Selasa (3/9).
Igun sebelumnya menyebut 10 ribu massa pengemudi ojek online dari beragam daerah di Indonesia siap untuk melakukan unjuk rasa di Kedubes Malaysia. Menurut Igun aksi yang digelar agar pemilik Big Blue Taxi Services itu mendapat efek jera.
"Untuk sementara kami tetap lanjut (demo di depan Kedubes Malaysia). Agar tidak terulang lagi sembarangan bicara mengenai Indonesia," ucapnya.