Pada kuartal II 2019, dua firma riset mengungkap hasil yang berbeda soal pangsa pasar smartphone di Indonesia.
Canalys menyebut Oppo menggeser Samsung sebagai peringkat pertama, Counterpoint Research mendudukkan Samsung tetap sebagai jawara.
Hasil yang kurang lebih sama juga didapatkan IDC. Menurut IDC, Samsung masih menguasai pasar smartphone di Indonesia berdasarkan pengapalan.
Pangsa pasar Samsung mencapai 27 persen pada kuartal II-2019, stagnan dengan periode yang sama tahun lalu.
Menurut analis IDC, Risky Febrian, Samsung bisa mempertahankan pangsa pasarnya berkat deretan Galaxy A yang gencar dirilis sepanjang semester I tahun ini.
"Pengaruhnya cukup signifikan terutama mid-range (Rp 2,8 - 5,6 juta) dan high-end (Rp 5,6 - 8,5 juta). Galaxy A berkontribusi 77 persen dari semua produk Samsung," kata Risky.
Angka tersebut terhitung sejak peluncuran Galaxy A2 Core hingga Galaxy A70. Oppo justru baru menduduki posisi kedua dengan pangsa pasar 21,5 persen, naik dari periode yang sama tahun lalu sebesar 18 persen.
Vivo menempati urutan ketiga dengan pangsa pasar 17 persen, naik cukup signifikan dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 9 persen.
Xiaomi justru merosot ke nomor empat dengan pangsa pasar 16,8 persen. Vendor asal China itu turun dari posisi kedua di periode yang sama tahun lalu, dengan pangsa pasar 25 persen.
Menurut Risky, salah satu alasan lesunya performa Xiaomi dikarenakan transisi proses manufaktur yang sedang dilakukan di Indonesia pada kuartal I. Hal ini mempengaruhi proses produksi dan pasokan Xiaomi.
Selain itu, Xiaomi disebut tidak memiliki kontrol harga yang ketat terhadap produknya.
Beberapa Mi Fans di media sosial sempat mengeluhkan Redmi Note 7 yang "ghaib" di pasaran, dan harga offline yang dijual justru lebih tinggi dari harga resmi.
Hal ini menjadi peluang bagi pendatang baru, Realme. Eks sub-brand Oppo itu menduduki posisi kelima dengan pangsa pasar 6,1 persen.
Lima besar merek smartphone di Indonesia dari IDC ini hampir mirip dengan versi Counterpoint Research yang merilis hasil berdasarkan penjualan smartphone.
Counterpoint Research mendudukkan Samsung sebagai vendor nomor satu dengan pangsa pasar 27 persen pada periode yang sama.
Namun, posisi kedua versi Counterpoint Research diduduki oleh Xiaomi dengan pangsa pasar 21 persen.
Sementara Oppo baru menempati posisi ketiga dengan pangsa pasar 17 persen. Posisi keempat, versi Counterpoint Reserach, diisi oleh Vivo dengan dengan pangsa pasar 9 persen dan Realme di posisi kelima dengan hasil 8 persen.
Kedua firma riset ini menelurkan hasil agak berbeda dengan Canalys, yang meriset pengapalan smartphone di Indonesia. Canalys justru menempatkan Oppo di posisi pertama dengan pangsa pasar 26 persen.
Samsung baru menempati urutan kedua dengan pangsa pasar 24 persen. Nomor tiga dihuni oleh Xiaomi dengan pangsa pasar 19 persen.
Mirip dengan Counterpoint Research, Vivo dan Realme menduduki nomor empat dan lima dengan masing-masing pangsa pasar 15 persen dan 7 persen secara berurutan.
Menurut Risky, setiap firma riset memiliki metode yang berbeda, meski sama-sama menghitung pengapalan.
"Kalau kita melacak produk jadi yang keluar dari pabrik, yang akhirnya masuk ke distributor," jelas Risky.