Find Us On Social Media :

Cetak Rekor, Pengapalan Ponsel Pintar di Indonesia Tembus 9,7 Unit

By Adam Rizal, Minggu, 1 September 2019 | 15:00 WIB

Samsung Resmi Luncurkan Galaxy A10s dengan Baterai Jumbo

Pengapalan smartphone di Indonesia pada kuartal II-2019, memecahkan rekor tertinggi sepanjang sejarah.

Menurut periset pasar IDC, pengapalan smartphone di Indonesia pada periode itu menjacapai 9,7 juta unit, naik 20 persen dibanding kuartal I-2019.

Dibanding kuartal yang sama tahun lalu, kenaikannya mencapai 3 persen. Rekor ini memecahkan rekor yang sama pada kuartal II-2018, yang mengapalkan 9,5 juta unit.

Menurut analis IDC, Risky Febrian, kuartal II memang menjadi puncak pengapalan smartphone tiap tahunnya.

Tahun ini, kuartal kedua bertepatan dengan momen bulan ramadhan dan lebaran, serta libur sekolah, sehingga banyak vendor smartphone jor-joran memberikan diskon dan promosi untuk menarik konsumen.

Risky mengatakan isu pemblokiran ponsel black market juga mempengaruhi tingginya pengapalan smartphone di Indonesia.

"Rencana ini lumayan memberikan efek ketakutan untuk konsumen, jadi mereka lebih pilih membeli yang legal (resmi), sehingga permintaan ponsel legal jadi lebih tinggi," ujar Risky.

Samsung masih juara Dalam riset IDC, Samsung masih menjadi jawara vendor smartphone di tanah air.

Pangsa pasar Samsung mencapai 27 persen tahun ini, stagnan dengan periode yang sama tahun lalu.

Oppo menduduki posisi kedua dengan pangsa pasar 21,5 persen, naik dari periode yang sama tahun lalu sebesar 18 persen.

Vivo menempati urutan ketiga dengan pangsa pasar 17 persen, naik cukup signifikan dibanding tahun lalu sebesar 9 persen.

Xiaomi justru merosot ke nomor empat dengan pangsa pasar 16,8 persen. Vendor asal China ini turun dari posisi kedua di periode yang sama tahun lalu dengan pangsa pasar 25 persen.

Menurut Risky, salah satu alasan lesunya performa Xiaomi diakrenakan transisi proses manufaktur yang sedang dilakukan Xiaomi pada kuartal I. Posisi kelima diisi oleh pendatang baru, Realme dengan pangsa pasar 6,1 persen.