Biasanya setiap pekerjaan menuntut satu standar kompetensi tertentu bagi para pelakunya. Salah satunya adalah dengan memiliki sertifikat-sertifikat untuk menunjang bidang tersebut.
Ijazah memang juga merupakan salah satu jenis sertifikat tetapi ijazah berperan sebagai penentu batasan umum saja.
Sementara itu masih ada sertifikat-sertifikat lain yang harus didapatkan untuk bisa mendapatkan posisi yang lebih dibanding dengan seseorang yang hanya memiliki modal ijazah saja.
Sektor Information Technology (IT) adalah salah satu bidang yang paling banyak menuntut para pelakunya memiliki berbagai macam jenis sertifikasi. Bahkan ada yang bilang apalah gunanya anak IT tanpa sertifikat-sertifikat yang dimilikinya.
Kepemilikan sertifikasi IT terbukti efektif mendongkrak gaji karir Anda di dunia IT.
Sebuah survei dari Global Knowledge menemukan bahwa 83 persen dari profesional IT di Amerika Serikat dan Kanada memiliki setidaknya sebuah sertifikasi IT.
Rata-rata gaji di AS untuk seorang pemegang sertifikasi IT lebih tinggi 11,7 persen atau sekitar 8.400 USD dibanding yang belum bersertifikasi.
Memiliki karyawan profesional bersertifikasi memang bermanfaat bagi perusahaan. Dari perusahaan yang disurvei, 44 persen dari pengambil keputusan IT mengatakan bahwa sertifikasi membuat karyawan bekerja lebih cepat.
Sebanyak 33 persen mengatakan lebih efisien ketika mengimplementasikan sistem dan 23 persen mengatakan sertifikasi membantu mereka mengimplementasikan produk dan layanan mereka secara lebih cepat dengan kesalahan yang lebih sedikit.
Sertifikasi bidang IT sendiri biasanya dikeluarkan oleh perusahaan raksasa IT seperti Microsoft, AWS, Google, dan Cisco.
Jika Anda termasuk orang yang terjun di bidang IT dan berniat menapaki karir di bidang tersebut maka ada baiknya Anda menyimak daftar sepuluh sertifikat di bidang IT berikut seperti dikutip PCMag.
10. Sertifikasi CISSP (Certified Information System Security Professional)
Sertifikasi CISSP ini memiliki fokus di bidang keamanan telekomunikasi, keamanan arsitektur, keamanan pengembangan aplikasi, kriptografi dan menjadi salah satu sertifikat yang paling diburu dalam kalangan pekerja dalam bidang IT.
Untuk mendapatkan sertifikat populer yang satu ini, Anda wajib memiliki pengalaman sedikitnya 5 tahun dalam bidang keamanan sistem informasi, sebab memang sertifikat ini bukan sembarangan dan memiliki nilai yang tinggi.
Sertifikasi IT ini ditawarkan oleh ISC dan diakreditasi oleh ANSI, secara formal diakui oleh Departemen pertahanan AS dan diadopsi sebagai standard untuk program lembaga keamanan nasional AS.
Sertifikasi ini diakui secara global sebagai sertifikasi yang dirancang untuk membantu para profesional IT security untuk memantapkan praktik-praktik terbaik seputar dunia sekuriti modern.
Pemegang sertifikasi CISSP ini diwajibakan untuk terus mengikuti perkembangan kompetensi profesionalnya melalui kredit CPE (continuing professional education) dan diperlukan sedikitnya lima tahun pengalaman profesional pada dua atau lebih topik yang diujikan.
Rata-rata gaji untuk pemegang sertifikasi CISSP adalah USD116.900 per tahun.
9. Sertifikasi CRISC (Certified in Risk and Information Systems Control)
ISACA mengklaim bahwa sertifikasi CRISC merupakan satu-satunya sertifikasi yang menyiapkan dan memungkinkan para profesional IT untuk tantangan spesifik dari manajemen risiko IT dan organisasi, serta memosisikannya sebagai mitra strategis bagi organisasi.
Sertifikasi ini merupakan bukti kemampuan pemegangnya terkait manajemen, asesmen, mitigasi, respon, pemantauan dan pelaporan risiko.
Untuk mendapatkan sertifikasi CRSIC, Anda harus memiliki minimal tiga tahun pengalaman pada sedikitnya dua dari empat topik yang dicakup dalam sertifikasi ini.
Pemegangnya juga diharuskan untuk terus mengkinikan kompetensinya melalui laporan kredit CPE pada setiap tahunnya untuk mempertahankan sertifikasi yang dipegangnya.
Rata-rata gaji bagi para pemegang sertifikasi CRISC adalah USD117.395 per tahun.
8. Sertifikasi CISM (Certified Information Security Manager)
ISACA juga menawarkan sertifikasi CISM yang fokus pada sekuriti IT pada tingkatan manajemen.
Sertifikasi ini dirancang untuk dapat menjadi bukti bahwa pemegangnya memiliki kompetensi cukup dalam membangun, merancang dan mengelola inisiatif-inisiatif sekuriti perusahaan.
Untuk mendapatkan sertifikasi CISM, diperlukan sedikitnya lima tahun pengalaman di bidang keamanan informasi.
Dibutuhkan pula bagi para pemegangnya untuk terus mengkinikan dan mengaplikasikan kemampuannya melalui laporan kredit CPE setiap tahunnya.
Rata-rata gaji untuk pemegang sertifikasi CISM adalah USD118,412 per tahun.
7. Information Technology Infrastructure Library (ITIL)
Sertifikasi internasional yang paling populer di bidang IT Service Management (ITSM) adalah ITIL yang merupakan kependekan dari Information Technology Infrastructure Library.
ITIL sangat dibutuhkan bagi perusahaan besar yang mengimplementasi layanan berbasis IT.
Selain itu, para akademisi pun perlu belajar untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswanya.
Sertifikasi ITIL paling dasar adalah ITIL foundation, kemudian selanjutnya ada ITIL Expert dan ITIL Master.
ITIL Foundation terdiri dari beberapa modul strategi seperti service strategy, service design, service transition, service operations, dan continual service improvement. Sertifikat ITIL tidak ada masa expired-nya, karena berlaku seumur hidup.
ITIL dimiliki dan dikelola oleh Kantor Pemerintah Commerce di UK, yaitu sertifikasi manajemen layanan yang diakui secara global. Sertifikasi ITIL dianggap sebagai kualifikasi entry level di bidang IT Service Management.
Rata-rata gaji untuk pemegang sertifikasi ITIL adalah USD 120,566 per tahun.
6. Sertifikasi MCSE (Microsoft Certified Solutions Expert) – Server Infrastructure
MCSE merupakan sebuah sertifikat profesi di bidang IT yang dikeluarkan oleh Microsoft Corporation, salah satu perusahaan IT terbesar di dunia.
Sertifikat ini dekeluarkan sebagai tolak ukur bagi orang-orang yang mampu menguasai berbagai sistem instalasi khususnya untuk sistem operasi buatan Microsoft, termasuk melakukan troubleshooting saat masalah terjadi di dalam sistem.
Para pemegang sertifikat ini biasanya berkarir sebagai seorang konsultan di bidang IT atau menjadi staff ahli bidang IT di berbagai perusahaan.
Tidak heran, jika sertifikat ini juga masuk ke dalam daftar sertifikat yang wajib dimiliki oleh para pelaku dunia IT.
Pemegang sertifikat MCSE biasanya mampu melakukan dukungan teknis, system analyst, network analyst, dan juga konsultasi. Untuk mendapatkan sertifikat ini ujian yang ditempuh sangat beragam, tergantung spesialisasi apa yang ingin Anda dapatkan sertifikasinya.
Biayanya berkisar di angka Rp2,1 juta (USD150) per ujian dengan masa berlaku selama lima tahun. Rata-rata gaji untuk pemegang sertifikasi MCSE-Server Infrastructure ini adalah USD121.288 per tahun.
5. Sertifikasi AWS Certified Developer – Associate
Sertifikasi TI yang dikeluarkan oleh Amazon ini dirancang untuk para pengembang yang bekerja dengan layanan-layanan utama AWS.
Sertifikasi ini menunjukkan kemampuan pemegangnya dalam mengembangkan, mengimplementasikan dan memelihara aplikasi berbasis cloud dengan AWS.
Dengan makin banyaknya organisasi yang mengadopsi teknlogi cloud, internet of things, machine learning, dan teknologi-teknologi baru lainnya, menjadi AWS Certified Developer menjadi lebih berharga bagi para pencari pekerjaan.
Anda harus memiliki minimal satu tahun pengalaman dalam merancang dan memelihara aplikasi berbasis AWS, pengetahuan yang kuat mengenai minimal satu bahasa pemrograman tingkat tinggi, serta pemahaman tentang layanan-layanan AWS.
Rata-rata gaji untuk AWS certified Developer—Associate ini adalah USD130.369 per tahun.
4. Sertifikasi AWS Certified Solution Architect – Associate
Amazon Web Service (AWS) merupakan platform pilihan utama di wilayah AS, Kanada, bahkan dunia.
Sementara, sertifikasi AWS Certified Solution Architect – Associate dirancang untuk mereka yang memiliki latar belakang penggunaan platform AWS.
Fokus utamanya terkait dengan kemampuan untuk merancang dan menerapkan sistem yang skalabel pada platform AWS, termasuk juga untuk bagaimana menjaga biaya pengembangannya tetap efektif tanpa mengorbankan keamanan, keandalan, dan kualitasnya.
Minimal satu tahun pengalaman merancang sistem pada platform AWS, pengetahuan sedikitnya satu bahasa pemrograman tingkat tinggi, dan pemahaman tentang praktik-praktik terbaik seputar pengembangan aplikasi-aplikasi berbasis AWS menjadi syarat,
Rata-rata gaji untuk pemegang sertifikasi AWS Certified Solution Architect – Associate adalah USD132.840 per tahun.
3. Sertifikasi ScrumMaster
CSM (Certified ScrumMaster) adalah sertifikasi yang berkaitan dengan manajemen yang berfokus pada proyek pengembangan perangkat lunak. Ini berfokus pada penanganan perubahan proyek IT dengan pendekatan manajemen proyek.
Hal ini digunakan ketika pelanggan menyarankan beberapa perubahan selama proses pembangunan proyek.
Rata-rata gaji untuk pemegang sertifikasi ScrumMaster adalah USD135.441 pertahun.
2. Sertifikasi PMP (Project Management Professional)
PMP adalah sertifikasi yang dikeluarkan oleh Project Management Institute, sebuah lembaga independent yang berada di Pennsylvania, Amerika Serikat.
Orang yang memiliki sertifikat ini dianggap telah berhasil membuktikan bahwa dirinya layak memimpin dan mengatur satu tim dalam sebuah proyek.
Sertifikat PMP diakui secara luas di dunia industri, tidak hanya terbatas pada dunia IT saja.
Namun, para pelaku dunia IT juga kerap menganggap bahwa PMP termasuk sertifikat yang harus dimiliki, mengingat pekerjaan di dunia IT kerap di kerjakan secara tim bukan individual.
Sehingga kemampuan seseorang dalam memimpin sebuah tim pastilah sangat penting. Untuk mendapatkan sertifikat ini, Anda harus melewati satu ujian dan menjawab sekitar 200 buah pertanyaan, dengan biaya berkisar antara Rp3,5 juta (USD250) sampai Rp8,3 juta (USD600). Masa berlaku sertifikat adalah tiga tahun.
Sertifikasi PMP ditawarkan oleh PMI dan dirancang untuk para profesional manajemen proyek tingkat lanjut.
PMI mengklaim bahwa sertifikasi PMP akan membuat pemegangnya dapat bekerja di industri apapun, dengan metodologi apapun, dan di mana pun lokasinya.
Sertifikasi ini mencakup lima tahapan utama dari siklus hidup proyek, yaitu inisiasi, perencanaan, eksekusi, pemantauan dan pengendalian, serta penutupan.
Untuk dapat mengikuti ujian, peserta harus memiliki tingkat pendidikan setara S1 (masa kuliah empat tahun), tiga tahun pengalaman di manajemen proyek, 4.500 jam dalam memimpin dan mengarahkan proyek, serta 35 jam dalam pendidikan terkait manajemen proyek.
Adapun peserta dengan tingkat pendidikan di bawahnya, diperlukan lima tahun pengalaman, 7500 jam memimpin dan mengarahkan proyek, serta 35 jam dalam pendidikan manajemen proyek.
Rata-rata gaji untuk pemegang sertifikasi PMP USD135.798 per tahun.
1. Google Certified Professional Cloud Architect
Hadir pada 2017, sertifikasi Google Certified Professional Cloud Architect berada di posisi teratas. Untuk mendapatkan sertifikasi ini, Anda harus bisa mendesain, mengembangkan, dan mengatur arsitektur cloud Google dengan teknologi GCP.
Anda pun harus memiliki pengetahuan dan berbagai macam skenario untuk menemukan solusi. Saat ini skil coud mendapatkan banyak permintaan dan sangat penting untuk perusahaan di masa depan.
Rata-rata gaji untuk pemegang sertifikasi Google Certified Professional Cloud Architect adalah USD139.529 per tahun.