Find Us On Social Media :

Mampu Efisiensi Perusahaan, Adopsi Edge Computing akan Terus Meningkat

By Rafki Fachrizal, Minggu, 22 September 2019 | 13:53 WIB

Ilustrasi Edge Computing

Pada tahun 2021, diperkirakan setidaknya 60% perusahaan global akan secara aktif memantau dan mengelola data perusahaannya dengan edge computing.

Itulah yang diungkapkan Glenn Duncan selaku Associate Research Director, APeJ Datacenter, IDC, dalam acara bertajuk “Life at the Edge” yang digelar Schneider Electric di Singapura pada beberapa waktu lalu.

Dalam presentasinya, Duncan menjelaskan bahwa edge computing adalah lokasi perantara antara "inti" cloud atau pusat data tradisional milik perusahaan dengan perangkat yang terhubung, seperti perangkat IoT (Internet of Things) misalnya.

Teknologi edge computing sendiri memungkinkan setiap perusahaan yang memiliki banyak cabang di berbagai daerah untuk mengelola data perangkatnya dengan cepat sehingga terhindar dari masalah latensi atau downtime secara signifikan.

“Implementasi edge computing akan menjadi pembeda utama antara perusahaan yang menggunakan teknologi ini dengan kompetitor mereka dalam hal membangun dan memelihara hubungan B2B (business-to-business) dan B2C (business-to-consumer),” ujar Duncan.

Lebih lanjut, survei IDC pada tahun 2018 mengenai infrastruktur pusat data perusahaan di dunia menemukan bahwa implementasi teknologi edge computing saat ini ditemukan 43% berada di gedung-gedung perkantoran besar, 23% di fasilitas yang dibangun khusus, 16% di gedung kantor kecil, 11% di ritel, 23% di pabrik, 11% di fasilitas penelitian, 9% di lokasi konstruksi, dan 9% di infrastuktur publik.

Dari responden yang disurvei oleh IDC tersebut, 60% mengatakan bahwa mereka tidak memiliki strategi dengan edge computing.

Sedangkan 20% lainnya mengatakan mereka menggunakan edge computing dengan tujuan untuk meningkatkan keamanan dan mempercepat pengiriman konten/pemrosesan data.

(Pertama dari kiri) Dave Johnson selaku Executive Vice President, Secure Power Division, Schneider Electric, saat diskusi panel di acara

Mampu Menjawab Tantangan Perusahaan

Jika melihat dari kemampuann edge computing, teknologi ini digadang-gadang dapat meningkatkan keamanan, keandalan, dan memodernisasi infrastruktur digital perusahaan namun dengan biaya yang lebih terjangkau.

Nah, terkait dengan dengan edge computing sendiri, Schneider Electric telah memiliki solusi yang dapat mendukung perusahaan untuk bertransformasi digital lebih maju dengan teknologi ini.

Dave Johnson selaku Executive Vice President, Secure Power Division, Schneider Electric, mengatakan, “Kami memberdayakan transformasi digital para pelanggan kami dengan memastikan bahwa jaringan, sistem, dan proses bisnis penting perusahaan mereka berjalan dengan efisien. Saat ini, beberapa solusi yang kami sediakan seperti solusi daya dan pendinginan pusat data, teknologi edge, dan platform non-IT.”

Lebih lanjut, dalam penjelasannya Johnson mengungkapkan bahwa Schneider Electric mengidentifikasi tiga lingkungan bisnis utama edge computing yaitu komersial, industri, dan telekomunikasi.

Untuk lingkungan komersial umumnya terdiri dari ritel, kesehatan, keuangan, pendidikan. Kemudian terkait lingkungan industri meliputi manufaktur, otomotif, minyak dan gas, serta pertambangan. Sedangkan untuk di bidang telekomunikasi yakni meliputi kantor pusat, menara BTS, dan lain-lainnya.

Diungkapkan Johnson, tantangan terbesar yang dihadapi ketiga lingkungan tersebut dalam hal implementasi edge computing yang terjadi saat ini salah satunya adalah kurangnya ketahanan, yang akhirnya menyebabkan downtime.

Apalagi, faktanya ditemukan pula banyaknya perusahaan yang menggunakan edge computing yang tidak terstandarisasi, yang berarti satu perusahaan sering menggunakan solusi yang berbeda di seluruh cabangnya atau di berbagai negara perusahaan tersebut beroperasi.

Johnson mengatakan Schneider Electric menawarkan solusi sistem yang terintegrasi, arsitektur berbasis cloud, dan ekosistem mitra yang luas untuk menyelesaikan masalah teknologi perusahaan yang dihadapi lewat solusi seperti micro data centre (pusat data mikro), row data centre (pusat data baris), dan modular “all-in-one” data centre (pusat data modular).

Selain itu, alat manajemen berbasis cloud Schneider Electric yakni platform EcoStruxure memiliki kemampuan untuk memberikan visibilitas jarak jauh dan wawasan berbasis data untuk lingkungan edge computing.

Saat ini, tercatat EcoStruxure telah memonitor dan mengelola 185.000 perangkat yang terhubung secara global dengan lebih dari 2.500 pelanggannya.

Tidak ketinggalan, Schneider Electric juga telah membangun kemitraan global dengan lebih dari 350 vendor perangkat keras dan perangkat lunak, termasuk Microsoft, VMware, Intel, Fujitsu, dan Hewlett-Packard (HP).