Otak dan perjalanan hidup Bill Gates sedang banyak dibicarakan. Itu karena penayangan serial 'Inside Bill's Brain' di layanan streaming Netflix.
Istrinya, Melinda, dalam tayangan itu menguak bahwa Gates layaknya 'multiprocessor'.
"Dia akan membaca sesuatu yang lain tapi kemudian memproses hal lain di waktu yang sama. Itu sebuah chaos," sebut Melinda.
Sang istri mengungkap Gates hebat menangani sesuatu yang kompleks.
"Dia membuat sebuah kerangka di pikirannya, lalu dia mulai menempatkan informasi di situ. Jika sesuatu tidak 'terbaris', dia akan sangat frustrasi," ucap Melinda.
"Hal itu menakutkan. Namun ketika Bill masih dirinya sendiri, dia bisa menciptakan ide yang tak bisa dilihat oleh orang lain," imbuhnya.
Menanggapi serial itu, Gates juga mengungkap bahwa dirinya suka mengambil risiko besar setelah berpikir dan menganalisis secara mendalam. Gates mau menghabiskan uang dan waktu pada proyek yang belum ada garansi sukses.
"Apakah kami berinvestasi USD 100 ribu atau USD 100 juta, keputusan itu selalu dikalkulasi. Saya selalu menghabiskan banyak waktu untuk berpikir, menganalisis data dan berbicara pada pakar untuk menentukan apakah kami sungguh bisa membantu membuat perbedaan," cetus Gates.
"Kami memecahkan masalah di mana kemajuannya diukur bukan hanya dalam waktu tahunan, tapi kadang dalam dekade. Tujuan akhirnya tidak berubah, tapi jalan menuju ke sana harus berubah," tandasnya.
Cara Gates untuk menjadi nyaman dengan ketidakpastian adalah dengan terus belajar dan terbuka pada strategi baru yang bisa membawanya lebih dekat ke tujuan.
"Pendekatan semacam itu telah memandu setiap langkah besar yang saya lakukan di Microsoft sampai saat ini," tuturnya.
Gates memang sangat suka belajar, terutama melalui buku. Sejak kecil, dia sangat suka membaca buku apapun yang berlanjut sampai saat ini.
"Saya bersama dia di sebuah liburan dan dia akan membaca 14 buku. Itu adalah sebuah bakat, membaca 150 halaman dalam sejam. Luar biasa," kata salah seorang temannya, Bernie Noe.
Saudarinya, Libby McPhee, ingat bahwa Gates terlihat seperti anak yang cukup aneh. Dia senang mengunci diri di kamarnya yang penuh buku. Membaca mungkin memang salah satu kunci kecerdasannya.
"Membaca adalah salah satu cara utama bagiku untuk belajar dan telah kulakukan sejak masa kanak-kanak. Belakangan ini, aku memang mengunjungi tempat tempat menarik, bertemu dengan para ilmuwan, dan menyaksikan banyak kuliah online. Tapi membaca masih tetap menjadi cara utama bagiku untuk mempelajari hal-hal baru dan menguji pemahamanku," katanya suatu ketika.