Find Us On Social Media :

Ini Alasan Tokopedia Tidak Ikut Harbolnas

By Adam Rizal, Senin, 11 November 2019 | 17:00 WIB

Ilustrasi Kantor Tokopedia

Sebagian besar e-commerce biasanya ikut berpartisipasi dalam hari belanja online nasional (Harbolnas).

Rata-rata, plaform jual beli online pun memanfaatkan momen itu untuk menawarkan produknya dengan diskon yang menarik.

Namun, External Communications Lead Tokopedia, Ekhel Chandra Wijaya, mengatakan hal tersebut tidak berlaku bagi Tokopedia.

"Kami tidak ikutan (Harbolnas). Buat Tokopedia, hari belanja terbesarnya adalah Ramadan karena kita orang Indonesia," ujarnya The Rinra Hotel, Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis.

Tokopedia memang memilih untuk tidak berpatisipasi dalam kegiatan Harbolnas. Tapi jangan khawatir, Tokopedia, kata Ekhel, sudah memiliki caranya tersendiri guna terus memberikan penawaran yang menarik bagi pelanggannya.

"Hari belanja terbesar di Tokopedia itu tetap Ramadan. Kami mulai tahun 2018 kami punya (program) Ramadan Ekstra dan sampai (ramadan) tahun ini masih berlangsung," ungkap Ekhel.

Ekhel mengatakan, sebagai perusahaan teknologi di Indonesia, Tokopedia terus mengakselerasi pemerataan ekonomi digital di Indonesia.

Dampak Perekonomian

Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI), Tokopedia telah memberikan pengaruh besar bagi perekonomian Indonesia.

"Selama 2018 lalu, GMV (Gross Merchandise Value) Tokopedia telah berhasil menembus angka Rp73 triliun. Nilai ini diperkirakan naik menjadi Rp222 triliun pada 2019 atau setara dengan 1,5 persen perekonomian Indonesia," kata Ekhel.

Ekhel melanjutkan, bersama sekitar 6,6 juta penjual, Tokopedia telah menjangkau 97% kecamatan di Indonesia. Ditambah lagi, lebih dari 200 juta jenis produk telah terdaftar dengan harga yang transparan.

"Indonesia akan terus menjadi fokus utama Tokopedia. Kami berkomitmen untuk terus relevan dengan kebutuhan masyarakat melalui berbagai inisiatif di tingkat lokal," terang Ekhel.

"Hal ini demi mempermudah seluruh masyarakat Indonesia, tidak terkecuali yang ada di Makassar, Sulawesi Selatan untuk menciptakan peluang maupun mencapai lebih," sambungnya.

Tak hanya itu, berdasarkan riset LPEM FEB UI, selama tahun 2018-2019, Tokopedia berhasil menciptakan 857 ribu lapangan kerja baru dari penjual aktif Tokopedia, yang berada di Aceh hingga Papua.

"Jumlah ini setara dengan 10,3 persen dari total lapangan pekerjaan baru untuk Indonesia pada tahun 2018. Sebanyak 309 ribu diantaranya bahkan, menjadikan Tokopedia sebagai sumber penghasilan utama," ungkap Ekhel.

Persebaran lapangan kerja tersebut meliputi beberapa wilayah Indonesia, seperti DKI Jakarta dengan 207.117 lapangan kerja, Jawa Barat 172.348 lapangan kerja, Jawa Timur 112.488 lapangan kerja, Sumatera Utara 21.746 lapangan kerja, Bali 25.699 lapangan kerja, Sulawesi Selatan 7.194 lapangan kerja, Nusa Tenggara Barat 3.001 lapangan kerja dan sebagainya.