“Pertumbuhan ini seiring meningkatnya kesadaran untuk melakukan transformasi operasional pekerjaan secara digital dari berbagai pemerintah daerah di seluruh Indonesia,” kata Aldin.
Diketahui, bulan lalu dua pemerintah daerah yaitu pemerintah kabupaten Sumedang dan beberapa pemerintah daerah di Gorontalo telah menyepakati untuk menggunakan solusi IoT yang ditawarkan oleh Telkomsel.
Telkomsel mendorong terwujudnya kota pintar atau smart city di wilayah Sumedang melalui pengembangan ekosistem edukasi dan ekonomi berbasis teknologi melalui peningkatan mutu dan jenis layanan pemerintah dan sumber daya manusia setempat.
Adapun di Gorontalo, Telkomsel menawarkan beberapa solusi seperti pengaturan armada atau fleet management melalui FleetSight, yang membuat kendaraan operasional Pemda terhubung dengan perangkat telematika berbasis satelit, sehingga memudahkan kendaraan untuk dilacak keberadaannya.
Selain itu, Telkomsel juga lmenghadirkan solusi smart tax serta platform pelaporan masyarakat. Melalui solusi-solusi tersebut, nantinya para Pemda di Provinsi Gorontalo yang bertugas dapat lebih efisien dan transparan dalam menjalankan operasional pemerintahan sehingga meningkatkan kualitas pelayanan terhadap masyarakat.
Asosiasi
Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi IoT Indonesia, Teguh Prasetya menilai penyebab terhambatnya implementasi kota pintar di Indonesia saat ini disebabkan tiga hal yaitu, sumber daya manusia, kesiapan teknologi, dan anggaran.
Dari sisi pola pikir, kepala daerah memiliki peran krusial dalam mewujudkan kota pintar. Kepala daerah harus memiliki pola pikir untuk menerapkan teknologi bagi kota mereka.
Kemudian antara kesiapan teknologi dan anggaran juga saling berkaitan. Kesiapan teknologi yang harus sudah mendukung untuk hadirnya kota pintar, dan saat teknologi hadir pemerintah daerah harus menyiapkan anggaran untuk itu.
“Dalam proses kan ada bujet, bisa menjawab masalah tidak [kota pintar],” kata Teguh.